"Filosofinya adalah lahan-lahan BUMD ini ga boleh ada yang nganggur. Kalau nganggur dia sebenarnya memubadzirkan sebuah potensi pendapatan yang sebenarnya tidak pernah dipikirkan," ujar Ridwan di Bandung, Jumat.
Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan, pembangunan Tirtawening Discovery Park terdiri atas Discovery World, Taman Tematik dan Gedung Parkir dengan daya tampung mencapai 500 mobil dan 1000 motor. Rencananya pembangunan tersebut akan dilakukan secara dua tahap.
"Tahap satunya kita mulai dari ruang terbukanya, ruang publik sambil nanti berlanjut ke gedungnya dan lain sebagainya. Mudah-mudahan kalau taman enam bulan selesai, kalau gedung tahun depan sudah bisa digunakan sambil kita juga mempercepat proses lelang," kata dia.
Proyek yang memakan biaya mencapai Rp.500 miliar ini diperuntukan untuk aktivitas publik yang dapat disewa ataupun dikerjasamakan jika ada pihak yang ingin memberdayakan tempat tersebut. Selain itu, akan dilengkapi pula dengan fasilitas kolam renang gratis dan perpustakaan.
"Eksperimen taman sejarah itu sangat berhasil maka di setiap taman di Bandung akan kita hadirkan kolam dangkal untuk anak-anak. Supaya kalau dangkal orang tuanya kan ga ikutan (berenang)," kata dia.
Emil melanjutkan, pemanfaatan aset milik BUMD Kota Bandung sangat penting untuk dilakukan karena selain bisnis pariwisata, juga menyelamatkan lahan aset lainnya yang acapkali diklaim oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"PDAM ini lebih dari 100 ya aset-asetnya yang belum digunakan dan dimanfaatkan. Nah oleh karena itu bayangkan saja satu aset bisa membawa perubahan yang luar biasa ya, apalagi 100," kata dia.
Pewarta: Asep F
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017