Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.346, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.347 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah relatif terbatas setelah mengalami apresiasi cukup tinggi pada perdagangan kemarin (Kamis, 16/3) pasca keputusan The Fed menaikan suku bunganya.

"Sebagian investor menahan transaksinya seraya mencermati perkembangan ekonomi terbaru," katanya.

Ia mengatakan bahwa pelaku pasar tengah mencermati hasil pertemuan menteri keuangan G20 pada akhir pekan ini menyusul adanya kekhawatiran terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang masih berada dalam area positif meski posisinya di bawah level 50 dolar AS per barel turut menahan laju rupiah lebih tinggi.

Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa sebagian besar mata uang di kawasan Asia yang menguat terhadap dolar AS membuat sentimen penguatan untuk rupiah.

Di sisi lain, lanjut dia, salah satu sentimen yang menopang rupiah juga datang dari data cadangan devisa Indonesia yang sebesar 119,9 miliar dolar AS. Cadangan devisa itu dinilai cukup menjaga stabilitas rupiah terhadap mata uang asing.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.342 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 16/3) Rp13.336 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017