Sambas (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta dua hal kepada masyarakat yang tinggal di Aruk, Kalimantan Barat, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, yaitu menjaga pertubuhan ekonomi dan persatuan bangsa.
"Saya bangga karena di Kalimantan Barat pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,22 persen, ini tinggi. Tapi harus dipertahankan oleh seluruh masyarakat," kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan Pos Lisntas Batas Negara (PLBN) Terpadu Aruk, Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat, Jumat.
Presiden mengingatkan bahwa kondisi ekonomi dunia sedang melambat, dan Indonesia dengan susah payah dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 5,02 persen pada 2016 sehingga berada di posisi ketiga setelah India dan China.
Baca juga: (Gubernur Kalbar minta perbatasan jadi kabupaten eksportir)
"Ini yang sering kita lupa mensyukuri. Pertumbuhannya bisa dipertahankan baik, tapi masih bayak yang demo. Harga minyak naik sedikit saja demo. Demo ya yang korupsi gede-gede ya itu yang didemo. Harga BBM naik Rp500 demonya 3 bulan," tambah Presiden.
Padahal, harga BBM di sejumlah kabupaten di Papua tadinya mencapai Rp60-100 ribu per liter tapi dalam 5 bulan terakhir harga BBM di Papua sudah sama dengan harga di provinsi lain.
"Tapi sekarang alhamdulilah sudah 5 bulan yang lalu harganya sama seperti provinsi-provinsi yang lain. Saya beri tugas 1,5 tahun menterinya saya mau harga BBM di Papua sama dengan provinsi yang lain, nginjek sana nginjek sini, saya senang nginjek orang yang gak seneng. Tapi kalau perlu untuk rakyat akan saya lakukan," ungkap Presiden yang disambut tepukan oleh masyarakat yang hadir.
Permintaan kedua Presiden adalah agar masyarakat di perbatasan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, meskipun terdiri dari berbagai suku bangsa.
"Negara ini dianugerahi oleh Tuhan keanekaragaman suku bahasa lokal, ada 1.100 bahasa yang berbeda-beda semua. Kita suka membedakan orang, padahal semua kita adalah saudara sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia, jangan dipilah-pilah, sama semuanya," jelas Presiden.
Keanekaragaman itu bila didukung dengan persatuan maka akan menjadi modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
"Beraneka ragam itu anugerah untuk kita, oleh sebab itu saya mau ajak semua yang hadir di sini kembali lagi kita memahami secara utuh Pancasila, kebhinekaan kita, sehingga kalau kita satu Negara Kesatuan Republik Indonesia, satu semuanya rukun semuanya, besatu semuanya sudah jadi kekuatan besar bangsa kita," tegas Presiden.
Berdasarkan visi 100 tahun Indonesia Merdeka yang disusun pemerintah, pada 2045 Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah 9,1 triliun dolar AS atau sekitar Rp120 ribu triliun. Sedangkan pendapatan per kapita Indonesia yang saat ini mencapai 3.450 dolar AS menjadi 29 ribu dolar AS.
"Artinya apa? Pada tahun itu kalau kita bekerja keras seperti ini, kita bersatu, bekerja keras, tidak ada berkelahi, tidak ada yang saling bergesekan di daerah dan pusat, semuanya kerja pada titik yang sama, maka angka yang saya sampaikan tadi bukan suatu hal yang mustahil tercapai. Kita semua yang di sini pada 2045 sudah tua-tua semua, namun anak cucu kita yang akan mendapat manfaat dari kerja keras bapak dan ibu semua," tutur Presiden.
Selain meresmikan PLBN Aruk, Presiden Joko Widodo juga secara langsung membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia.
Baca juga: (Konsul Malaysia : perdagangan Kalbar-Sarawak 300 juta RM)
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017