"Saat ini kami masih melakukan studi kelayakan untuk MRO. Rencana awal tahun depan akan mulai dibangun," kata Corporate Communication Officer GMF AeroAsia, Muhammad Rivan di Batam, Kamis.
Meskipun direncanakan mulai membangun awal 2018, namun menurut Rivan tidak menutup kemungkinan tahun ini bisa dibangun. Hal tersebut tergantung perkembangan.
"Kami juga masih mencari patner untuk mengembangkan fasilitas di Hang Nadim. Nanti MRO ini berstandar internasional dengan teknisi minimal lulusan D-3," kata dia.
MRO Batam, kata dia, selain untuk melayani perawatan pesawat domesik juga untuk pasar internasional mengingat posisi Batam sangat strategis.
"Hanggarnya dirancang untuk bisa menampung pesawat berbadan lebar. Sehingga semua bisa menjalani perawatan disitu," kata dia.
Dipilihnya Batam untuk memperluas bisnis anak perusahaan Garuda Indonesia tersebut karena lokasinya yang sangat strategis dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang menjadi penghubung penerbangan internasional dan memiliki fasilitas memadai.
Dengan pembangunan tersebut diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat Batam.
"Karyawan kami saat ini, ada sekitar 4.300 orang. Dan setiap tahun pasti terus bertambah," kata Rivan.
Fasilitas perawatan pesawat berupa hangar yang rencananya diperuntukkan sebagai hangar pesawat berbadan lebar tersebut akan dilakukan secara bertahap.
GMF AeroAsia merupakan salah satu industri perawatan pesawat terbang yang terbesar dan terbaik di Indonesia dengan visi ditahun 2020 masuk 10 besar MRO di dunia.
GMF kata dia berkomitmen untuk menciptakan lalu lintas udara yang aman dengan memberi solusi perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal.
Saat ini, GMF AeroAsia melakukan perawatan pesawat yang mencangkup 8 tipe pesawat, yaitu Boeing 737 Classic, Boeing 737 New Generation, Boeing 747, Boeing 777, Airbus A320, Airbus A330, Airbus A320Neo, ATR, Bombardier CRJ.
Pewarta: Larno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017