"Kami masih melakukan penyelidikan pihak mana yang lalai sehingga mengakibatkan jatuhnya korban di kapal yang lebih dari lima tahun tidak berlayar ini," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Sekitat Kawasan Pelabuhan (SKP) Ipda Letman Z di Pekanbaru, Kamis.
Hal itu dikatakannya setelah ditemukannya jasad korban atas nama Tengku M Taufik Kurniawan (23) pada Kamis (16/3) sore ini. Korban merupakan Pelajar Balai Pelatihan Pendidikan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Aceh.
Penyelidikan akan dilakukan terhadap PT Armada Maritim Nusantara yang memberikan izin kepada Anak Buah Kapalnya agar kapal itu dijadikan tempat menginap kepada pelajar magang pelayaran.
"Masih kami lakukan penyelidikan siapa yang lalai disini, saat ini jasad korban masih di RS Bayangkara rencananya akan dipulangkan besok ke kampung halamannya," tambahnya.
Pihak Polsek SKP telah memeriksa beberapa orang saksi, antara lain yakni tiga orang saksi yang merupakan teman korban yang sempat menyelamatkan diri. Sementara dari kapal atau pihak Anak Buah Kapal diperiksa satu orang.
Kapal karam tersebut kejadiannya pada Senin (13/3) pukul 13.30 WIB karena mengalami kebocoran. Korban bersama tiga temannya Rahmad Pratama (23), Reza Kamal (24) dan Feri Ramazana (25) langsung mencoba menyelamatkan diri.
Menurut penjaga pelabuhan, Raja Hasyim (72) korban telah selamat dan sempat ke darat, namun pergi lagi ke kapal mengambil telepon selulernya. Pada saat itulah korban kemudian hilang dan diduga susah berenang karena memakai celana jeans.
Kapal itu milik PT Bandar Teguh Abadi (BTA) milik Pokun, tapi bersandar di Pelabuhan Peti Kemas SHK Pekanbaru. Kapal tunda merk Marcopolo itu sudah lama tidak dipakai karena rusak dan diparkirkan di pelabuhan yang kemudian digunakan para pelajar magang untuk tempat menginap.
"Kapal ini sudah tujuh tahun menyandar, kapal tunda ini kapal yang menarik tongkang," ungkapnya.
Pewarta: Bayu Agustari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017