Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan pesepak bola ternama dunia atau disebut "marquee player" dapat memotivasi anak-anak muda untuk menjadi seorang pesepak bola.
"Ini bagus karena pemain bola di Indonesia masih kurang," ujar Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi di Jakarta, Kamis.
Ini bisa terjadi, Edy melanjutkan, karena "marquee player" bisa meningkatkan antusiasme penonton menyaksikan Liga 1, yang dimulai 15 April 2017, baik di stadion maupun siaran televisi.
Dalam beberapa kesempatan, Edy Rahmayadi memang mengungkapkan sedikitnya pemain sepak bola di Indonesia. Dia pernah berkata, jumlah pemain sepak bola Tanah Air hanya 67.000 orang dari 250 juta penduduk Indonesia.
"Malaysia saja punya sekitar 585 ribu pesepak bola dari sekitar 24,4 juta penduduknya. Di Thailand ada 1,3 juta dari 64 juta penduduk. Kalau di Eropa, misalnya Spanyol, mereka memiliki 4,1 juta pemain sepak bola dari 46,8 juta penduduk," kata dia kala memberikan wejangan kepada pengurus PSSI periode 2016--2020 yang baru dilantik, Januari 2017 lalu.
Adapun "marquee player" adalah pesepak bola asing yang dianggap berkelas dunia. Menurut peraturan PSSI di Liga 1, pemain itu harus berumur di bawah 35 tahun, pernah bermain setidaknya di tiga putaran Piala Dunia terakhir (untuk hal ini pada tahun 2006, 2010 dan 2014) dan bisa berasal dari negara mana saja.
Salah satu "marquee player" yang sudah mengonfirmasi kepastian bermain di Liga 1 adalah Michael Essien yang telah dikontrak Persib Bandung.
Jika memiliki "marquee player" di tim, sebuah klub bisa memiliki empat pemain asing, di luar aturan dua plus satu. Dua plus satu ini sendiri yaitu setiap klub hanya boleh mengontrak maksimal tiga pemain asing, di mana dua merupakan pemain non-Asia dan satu pemain Asia.
"Namun, tidak wajib bagi klub untuk memiliki marquee player di tim," kata Edy.
Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017