Yangon (ANTARA News) - Setidak-tidaknya lima orang dilaporkan tewas di ibukota Myanmar, Yangon, sesudah terjadi hujan paling lebat selama empat dasawarsa terakhir, kata media pemerintah, Minggu. Empat orang di antara korban meninggal tewas akibat menghirup asap, ketika korsleting yang disebabkan banjir membuat transformator di rumah mereka di Yangon terbakar, kata harian Kyemon. Seorang wanita kena setrum sesudah menginjak kabel beraliran listrik di luar rumahnya, tulis harian itu. "Jumlah korban kemungkinan masih sedikit bertambah. Kami masih mencari tahu," kata seorang petugas yang tidak mau disebutkan namanya. Banyak bagian di ibukota yang rindang di masa kolonial itu, yang dulu disebut Rangoon, terendam air pada Sabtu, sesudah hujan amat deras turun selama selama 24 jam. Curah hujan di salah satu pinggiran kota di bagian utara mencapai 34, 39 cm atau yang paling besar pada 39 tahun, tulis koran itu. Di kawasan Mingaladon, di manaterdapat Bandara international, curah hujan setinggi 11.14 inci adalah yang paling besar dalam 1960-tahun, tambah harian itu. Ratusan rumah terendam, beberapa bangunan dan pohon rubuh serta saluran telepon terputus. Penduduk menyalahkan buruknya sistem saluran air di kota tersebut sebagai penyebab banjir, karena seringkali tersumbat oleh sampah selama musim kering Oktober hingga Mei, demikian Reuters. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007