Kuningan, Jawa Barat (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri memberikan pelatihan pengembangan pertanian bagi warga Afrika lewat program International Training on Agricultural for African Countries.
"Kami memilih melakukan pelatihan pertanian ini bukan hanya karena Indonesia baik dalam sektor ini, tetapi juga karena pertanian memang tulang punggung dari ekonomi kita," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Niniek Kun Naryatie di Kuningan, Jawa Barat, Kamis.
Program pengembangan kapasitas yang diikuti 12 peserta dari Zimbabwe, Angola, Ethiopia, Gambia, Madagaskar, Sudan, Kenya, Mozambik, Tanzania, Nigeria, dan Namibia tersebut dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cara Tani di Kuningan mulai 15 Maret hingga 30 April 2017.
Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian petani Afrika dalam menanam padi, mulai dari menabur benih sampai masa panen, produksi jagung, serta menanam dan merawat pohon kopi.
Selama pelatihan, para peserta juga mempelajari cara mengolah singkong dan ubi jalar, komoditas yang banyak terdapat di negara-negara Afrika.
"Saya merasa senang mendapat kesempatan datang ke sini untuk mempelajari pertanian Indonesia dan ketika kami kembali pulang ke negara masing-masing, kami dapat menerapkan ilmu yang kami dapat di sini," kata Salisu Mawaida Suleiman, peserta pelatihan dari Nigeria.
Suleiman, yang bekerja di Kementerian Pertanian Nigeria, ingin meningkatkan keahlian dan pengetahuan di bidang pertanian, khususnya tentang budidaya padi, selama di Indonesia.
"Dalam hal pembangunan kapasitas, Indonesia mempunyai kemampuan yang sangat mumpuni, khususnya untuk pertanian," ujar Suleiman
Niniek mengatakan pemberian pelatihan pertanian untuk petani Afrika merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan.
"Kerja Sama Selatan-Selatan adalah bagian dari kebijakan politik Indonesia, di mana kita membantu negara-negara Afrika untuk mengisi kemerdekaan mereka dengan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," ujar dia.
Pada 2017, Direktorat Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri akan melaksanakan 15 program pengembangan kapasitas bagi negara-negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, Timur Tengah dan Karibia.
Keseluruhan program tersebut merupakan bagian komitmen Pemerintah Indonesia dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan yang bertujuan untuk memajukan kerja sama pembangunan antarnegara berkembang.
Kerja sama Selatan-Selatan adalah istilah yang digunakan oleh para pembuat kebijakan dan akademisi untuk kegiatan pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang yang juga dikenal sebagai negara-negara Selatan global.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017