Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Pol Petrus Golose ditemui usai meninjau pameran kuliner "Bali Interfood 2017" di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kamis mengatakan polisi juga dibantu sekitar 22 ribu pecalang di seluruh Bali untuk mengamankan rangkaian Nyepi mulai saat ritual "Melasti" atau penyucian sarana upacara ke pantai atau sumber mata air hingga sehari usai Nyepi atau "Ngembak Geni", 23-29 Maret 2017.
Kegiatan pengamanan itu di antaranya saat Melasti pada 23 dan 25 Maret 2017, ritual penyucian alam semesta atau "Tawur Agung", "pengerupukan" atau saat pawai "ogoh-ogoh" atau boneka raksasa menyeramkan" yang berlangsung pada Senin (27/3), Nyepi pada Selasa (28/3) dan Ngembak Geni pada Rabu (29/3).
Polda Bali menyebutkan sebanyak 7.079 ogoh-ogoh di seluruh Bali akan diarak pada saat Pengerupukan sehingga memerlukan pengamanan dari petugas kepolisian dan pecalang serta instansi terkait lainnya.
Petrus Golose meminta masyarakat untuk turut serta menjaga keamanan wilayah menjelang tahun baru umat Hindu tersebut mengingat Nyepi merupakan hari suci dan disakralkan.
"Saya perintahkan Binmas, Babinkamtibmas dan intelijen kerja sama dengan desa adat untuk melakukan pendekatan lunak sehingga tidak ada gesekan," katanya.
Pada saat Nyepi, umat Hindu menjalankan "Catur Berata Penyepian" atau empat pantangan yakni "Amati Karya" atau tidak bekerja, "Amati Lelungaan" atau tidak bepergian, "Amati Lelanguan" atau tidak bersenang-senang dan "Amati Geni" atau tidak menyalakan api termasuk listrik dan cahaya.
Saat Nyepi, hanya ada beberapa instansi yang buka terbatas di antaranya rumah sakit, kantor kepolisian dan dinas kebakaran dengan tanpa penerangan di luar gedung.
Sehari setelah Nyepi disebut "Ngembak Geni" umat Hindu melaksanakan "Dharma Shanti" dengan bersilahturahmi dengan keluarga dan kerabat.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017