Baghdad (ANTARA News) - Kelompok perlawanan meledakkan bom mobil di Baghdad, Minggu, yang menewaskan paling tidak 33 orang. Satu ledakan membunuh 29 orang dan melukai 63 lainnya saat pecahan mortir berhamburan di jalanan pusat bisnis di Bayaa, kawasan Syiah di Baghdad. Di saat bersamaan, di kota kaum Sunni, Samarra, kelompok militan menyerang kantor polisi dengan bom mobil dan senjata api otomatis sehingga 12 polisi tewas dan memicu pertempuran jalanan dengan pasukan Amerika Serikat (AS). Kedua serangan itu merupakan tanda dari faksi pemberontak Sunni, khususnya cabang Al-Qaeda di Irak. Rencana keamanan yang sudah 10 pekan di Baghdad pada intinya telah mengurangi kegiatan pasukan pembunuh dari kaum sektarian, kata jurubicara militer AS, namun selama rencana tersebut tak dapat membendung gelombang bom mobil. "Tanda pertama adalah tingkat pembunuhan dan eksekusi sudah turun sedikit," kata Mayor Jenderal Caldwell, Minggu. "Tapi masih ada tantangan yaitu bom mobil." Sementara itu, di jalan pusat bisnis Bayaa, yang hancur oleh bom, lubang ledakan tertutup oleh air kotor bercampur darah. "Tidak ada pos pemeriksaan di sini untuk melindungi kami," kata pembuat roti, Abu Ali, yang tokonya hancur saat bom mobil meledak di tempat yang padat orang, di dekat halte bus. "Pemerintah tidak menjalankan rencana keamanan di sini," katanya. "Saya sedang di rumah dan ketika ke sini saya melihat lima karyawan saya dan seorang pelanggan tewas," katanya. Bom mobil kedua meledak dekat halte bus lainnya, tidak jauh dari Kementerian Kotapraja dan Pekerjaan Umum, di barat Baghdad, membunuh sedikitnya empat orang, menurut sumber keamanan. Di Samarra, satu minibus berisi bom menghantam gerbang kantor polisi dan meledak sehingga membunuh kepala polisi setempat, kolonel Jalil al-Dulaimi, dan paling tidak 11 anak buahnya. Tentara AS di dekat tempat itu membalas serangan dan membunuh setidaknya dua anggota kelompok perlawanan sedangkan dua tentara AS luka ringan. Serangan Samarra itu adalah yang ketiga dalam empat hari terhadap markas polisi di mana para perwira polisi dari Sunni menerima anggota baru, menyusul beberapa suku yang beralih mendukung pemerintah Baghdad, demikian AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007