Mamuju (ANTARA News) - Forum lalu lintas Provinsi Sulawesi Barat melahirkan sebanyak tiga rencana aksi dalam rangka menciptakan kenyamanan dan ketertiban lalu lintas.

"Pemprov Sulbar melahirkan sebanyak tiga rencana aksi sebagai bentuk wujud keseriusan Pemprov Sulbar dalam rangka menciptakan kenyamanan dan ketertiban berlalu lintas," kata Kepala Satpol PP dan Pemadaman Kebakaran Sulbar, Ilham Borahima, di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, tiga rencana aksi yaitu rencana aksi kawasan tertib lalu lintas (KTL), rencana aksi kawasan peternakan, dan rencana aksi kawasan pedagang kaki lima (PKL).

Menurut dia, ketiga rencana aksi tersebut sangat erat kaitannya dengan Gerakat Nasional Revolusi Mental yang dicanangkan olah Presiden, dan hal tersbut merupakan tindak lanjut dari berbagai permasalahan yang terjadi di Sulbar.

Borahima mengatakan, seperti permasalahan bidang lalu lintas, serta masalah peternakan dimana banyak ternak masyarakat seperti sapi yang berkeliaran, serta pedagang kaki lima yang sembrawut harus diselesaikan

"Pemprov Sulbar pada kesempatan tersebut menyampaikan, banyaknya persoalan yang terjadi, perlu disikapi serius oleh semua pihak, khususnya di Kabupaten Mamuju yang merupakan wajah dari Ibukota Provinsi Sulbar, persoalan tersebut harus dicarikan solusi yang tepat agar persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik," katanya.

Ia mengatakan, terjadinya ketidaktertiban masyarakat menggunakan jalan, sehingga dapat menyebabkan macet dimana-mana, padahal kita ketahui bersama Mamuju merupakan wajah Sulbar, semua pihak harus bersinergi baik Pemprov maupun Pemkab untuk menentukan kawasan mana saja yang harus ditertibkan.

Selain itu lanjutnya perlu ada kesadaran dari masyarakat agar taat pada peraturan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah.

Sementara Dirlantas Polda Sulbar Kombespol Drs. Dadan Wishnu Wardana, mengatakan, banyaknya permasalahan lalu lintas seperti masalah parkir bisa jadi disebabkan masalah tata ruang kota Mamuju yang belum maksimal.

"Melihat tata ruang yang sudah ada, ditambah juga dinamika pembangunan yang dipengaruhi adat istiadat di daerah ini, mungkin sulit untuk menyelesaikan masalah parkir tapi bukan berarti tidak bisa diselesaikan" ujarnya.

Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017