Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia membutuhkan pertumbuhan investasi naik 8 persen untuk mendapatkan skenario pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"Presiden sangat menekankan skenario apapun, semuanya membutuhkan investasi yang lebih besar. Jadi growth (pertumbuhan red) dari investasi harus di atas 8 persen year per year," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pertumbuhan investasi saat ini berada di kisaran 6 persen.
Maka, menurut dia, untuk bisa mencapai 8 persen maka tidak mungkin hanya memompa dari defisit APBN saja, tapi paling penting dari sektor swasta.
"Termasuk kontribusi dari kredit perbankan, capital market, dari sisi BMN capexnya dan PMA, PMDN," katanya.
Sementara inflasi sendiri tetap dengan asumsinya adalah antara 4,5 plus minus 1. Nilai tukar rupiah sebesar Rp13.300-13.000 atau maksimal Rp13.900 per dolar AS.
Sementara pertumbuhan ekonomi 2018 ditargetkan berkisar 5,2-6,1 persen yang nantinya akan disesuaikan tergantung pada perkembangan ekonomi yang terjadi sepanjang semester 1 2017.
Sri Mulyani menambahkan dari sisi defisit APBN akan diberikan rambu-rambu pada kisaran 2 - 2,2 persen sehingga diharapkan masih dapat terkendali dengan baik.
"Bahkan pemerintah dalam hal ini tidak hanya memperhatikan defisit total tapi juga saya sampaikan, primary balancenya juga diharapkan bisa lebih turun ke 0,5. Jadi ini adalah sesuatu yang harus kita kombinasikan antara penerimaan negara harus tumbuh, tax ratio harus tumbuh jadi 11 persen, dan belanjanya harus semakin terfokus pada hal-hal produktif," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017