Jakarta (ANTARA Newsntara) - Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyebutkan pangsa pasar baru yang dijalin Indonesia dengan beberapa negara di kawasan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) berpotensi menaikkan produk hilir.
"Kalau bisa kita geser ke sektor produk tentunya seperti di luar negara industri Afrika Selatan, Timur Tengah dan negara di Amerika Latin, serta Eropa," kata Enny di Jakarta, Selasa.
Enny mengatakan Indonesia tanpa kerjasama dan promosi dengan negara lain pun telah menjadi negara tujuan investasi peringkat 10 besar bahkan menduduki tiga besar dunia.
Guna menunjang itu, Indonesia harus mengkapitalisasi dengan langkah nyata seperti peningkatan investasi dan volume perdagangan.
Peningkatan perdagangan, menurut Enny Indonesia masih mengandalkan produk komoditas sebesar 70 persen dengan negara tujuan Amerika Serikat, China dan Jepang.
Terkait investasi dari Timur Tengah, Enny mengungkapkan aliran dana dominan mengalir kepada investasi portofolio namun Indonesia dapat mengembangkan investor asing melalui penanaman modal bagi komoditas industri hilir asli lokal.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita menyebutkan sejumlah kesepakatan dan perjanjian negara tujuan ekspor non-tradisional menjadi momentum untuk mendorong produk hilir dari sejumlah komoditas andalan Indonesia.
Kebijakan hilirisasi itu kata Enggar mampu mengurangi dampak fluktuasi harga komoditas, memperluas akses pasar dan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia.
Enggar mencontohkan penandatanganan nota kesepahaman atau "memorandum of understanding" (MoU) sektor perdagangan dengan Arab Saudi untuk komoditas bernilai tambah.
Sebelumnya, pakar ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengapresiasi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang menjadikan Pertemuan Bisnis Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA Business Summit) sebagai ajang ekspansi pasar.
"Indonesia harus mengambil strategi ke depan memperlebar porfolio negara-negara non-tradisional," kata Fithra di Jakarta, Selasa (7/3).
Fithra mengatakan negara yang tergabung pada pertemuan IORA merupakan negara yang sifatnya non-tradisional namun memiliki potensi dari aspek perdagangan.
Ia menuturkan selama ini Indonesia memiliki kerja sama perdagangan tradisional dengan Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang sehingga perlu membuka perdagangan ekspor dengan negara non-tradisional agar pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dan berkelanjutan.
(M040/Y008)
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017