Bandung (ANTARA News) - PT Cirebon Energi Prasarana menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II di kawasan Kanci beroperasi akhir tahun 2020.
"Pekerjaan awal sudah dimulai, pemasangan lahan, pemasaran, jalan akses, desain dan DP (uang muka) ke manufacturing dan izin mendirikan bangunannya sudah kita peroleh tahun lalu. Target operasi tahun 2020 akhir," kata Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana Heru Dewanto usai bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Menurut dia, PLTU Cirebon Unit II nantinya akan berkapasitas 1.000 megawatt (MW). Dana untuk pembangunannya berasal dari sindikasi bank internasional seperti dari Jepang dan Korea Selatan.
"Nilai pembangkit listrik Unit II itu sekitar 2,2 miliar dolar AS. Semuanya ada pinjaman luar negeri dan modal dasar atau modal disetor. Jadi loan (pinjaman) sekitar 75 persen, ekuiti-nya sekitar 25 persen," kata dia.
Ia mengatakan PLTU Cirebon Unit II ramah lingkungan karena menggunakan teknologi batu bara bersih.
"Dari sisi lingkungan kita menggunakan teknologi batu bara bersih atau supercritical technology untuk Unit I dan sudah beroperasi. Lalu untuk Unit II kita menggunakan teknologi batu bara lebih bersih lagi, yakni ultra supercritical," ujar dia.
Di Indonesia, Heru menjelaskan, baru ada dua unit pembangkit listrik yang menggunakan teknologi batu bara bersih, salah satunya PLTU Cirebon. "Dan yang lain belum pakai, artinya dsri segi lingkungan kita tidak ada masalah," kata dia.
"Kita juga laporkan kepada Pak Gubernur Jabar bahwa unit satu Cirebon Power ini sudah mendapatkan penghargaan di tingkat ASEAN dan Asia sebagai proyek pembangkit tenaga listrik terbaik," kata dia.
Ia menambahkan PLTU Cirebon Unit I, yang kapasitasnya 660 megawatt, sudah beroperasi tahun 2012 untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017