Kupang, NTT (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang, berpendapat, memilih pemimpin yang amanah dalam Pilkada hanyalah angan-angan.

"Alasannya, karena masyarakat sebagai pemilik suara harus memilih sosok-sosok yang disodorkan partai politik," kata Atang, di Kupang, Selasa.


Di NTT, Pilkada serentak 2017 terjadi di Kota Kupang, Flores Timur, dan Lembata. Semua pihak yang kalah dalam pesta demokrasi lima tahunan itu menerima kenyataan itu. Tidak ada satupun calon yang kalah mau melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.


Namun, bukan berarti bahwa pesta demokrasi itu telah melahirkan memimpin yang berkualitas, baik dan amanah.

"Memilih pemimpin yang amanah hanya sebuah angan-angan saja, karena masyarakat harus memilih apa yangg disodorkan oleh partai. Masyarakat tidak mempunyai alternatif, kecuali memilih yang sudah disiapkan oleh parpol," katanya.

Masyarakat juga memiliki keterbatasan untuk ikut menyeleksi pemimpin berdasarkan rekam-jejak.

Dosen FISIK UMK itu mengatakan, politik masih memberi porsi yang besar kepada partai politik yang menyeleksi pemimpin dan masyarakat hanya diberikan hak untuk memilih.

"Dan itulah potret pemimpin-pemimpin kita yang lahir dari proses politik di tengah oligarki partai politik," katanya.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017