Magelang (ANTARA News) - Pengajar Fakultas Teknik Mineral Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, Helmy Murwanto, mengemukakan bahwa pihaknya sedang melakukan penelitian mengenai sungai-sungai purba yang pada zaman dahulu mengalir ke danau purba Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. "Sungai-sungai purba yang mengalir ke Borobudur itu jumlahnya banyak, semua terfokus ke danau purba, setelah danau kering sungai-sungai itu mencari jalan ke luar menuju samudera," katanya di Magelang, Minggu. Ia menjelaskan, pada masa lampau danau purba melingkupi Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke delapan. Danau purba itu, katanya, diperkirakan mengering pada akhir abad ke-13, antara lain karena endapan lahar dari Gunung Merapi, Merbabu dan Sumbing. Selain itu, katanya, danau purba Borobudur kering lantaran letusan gunung-gunung tersebut yang terjadi antara abad ke-10 hingga abad ke-13. "Juga karena endapan piroklastik, hujan abu yang membawa batu-batu apung. Sisa endapan vulkanik itu, antara lain terlihat di Sungai Sileng, Sungai Progo, dan Sungai Elo," katanya. Ia menjelaskan, berbagai aliran sungai yang ada saat ini di sekitar Candi Borobudur telah ada pada masa lalu, sebagai sungai purba, tetapi alirannya tidak sama dengan saat sekarang ini. Aliran air Sungai Pabelan saat ini yang bertemu dengan aliran Kali Elo dan Progo, katanya mencontohkan, berbeda dengan aliran pada masa lalu, karena terjadinya pengeringan secara alami danau purba Borobudur. Ia menjelaskan, penelitian sungai-sungai purba Borobudur dengan bimbingan Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sutikno, diperkirakan berlangsung selama enam bulan. Berbagai bentuk teras sungai yang ada di kawasan Borobudur saat ini, katanya, menunjukkan adanya bekas-bekas alur sungai purba. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007