Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian (Mentan), Anton Apriantono, dipastikan akan terus berkiprah di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) setelah Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono memintanya untuk terus siap meningkatkan produksi pangan. "Saya siap menjalankan perintah Presiden," katanya di Jakarta, Minggu petang, sepulang dari kediaman Presiden di Puri Cikeas, Bogor. Anton menerima pesan dari protokol Istana Kepresidenan sekitar jam 09.00 WIB untuk datang pukul 14.00 di kediamanan Yudhoyono. Protokol tidak menjelaskan apa maksud pemanggilannya. Yang jelas Anton menduga terkait dengan "reshuffle" (perombakan) kabinet, karena media cetak dan televisi ramai memberitakan pemanggilan calon menteri. Ia sendiri mengaku siap dengan apa yang akan diputuskan oleh Presiden. Berhenti atau terus di kabinet adalah hak prerogatif Presiden. "Ini amanah. Saya pada prinsipnya siap diganti dan siap ditempatkan kembali. Alhamdullilah, ternyata saya masih dipercaya mengemban amanah itu," katanya. Selama 2,5 tahun sisa masa kerjanya, Anton bertekad meningkatkan produksi pangan nasional. Ia mengatakan, sesungguhnya sekarang ini Indonesia sudah swasembada pangan. Sesuai dengan definisinya, swasembada pangan terjadi bila produksi pangan nasional mencapai 95 persen dari kebutuhan nasional. "Produksi pangan nasional kita lebih dari itu, meski masih ada kekurangan sedikit. Kekurangan tersebut diisi dengan mengimpor dari negara lain," katanya menjelaskan. Saat Presiden Soeharto mendapatkan penghargaan swasembada pangan dari Badan Pangan Dunia (FAO) pada tahun 1994, Indonesia kenyataannya masih mengimpor beras sebanyak 400.000 ton. Tahun 2005, impor beras hanya 176.000 ton atau hanya satu persen dari produksi pangan nasional. Ia juga membantah kalau kebijakan nasional dikatakan tidak jelas. "Mereka yang mengatakan tidak jelas itu tidak tahu persoalan," katanya. Kebijakan pangan nasional orientasinya untuk petani dan konsumen. "Petani dan konsumen kita lindungi dan kita perhatikan," katanya. Sementara itu, Rossi Anton Apriantono, mengaku gembira suaminya dipercaya kembali menduduki jabatan menteri, meski sebetulnya sudah siap menerima apapun yang terjadi. "Berarti suami saya dianggap bisa menjalankan tugas dan keluarga siap mendukung sepenuhnya," kata Sekretaris Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu itu. Rossi mengatakan, suaminya tidak berubah dalam sikap dan kesehariannya meskipun sudah jadi pejabat. "Sama tetangga masih suka kumpul-kumpul," katanya. Satu-satunya yang berubah dari Anton Apriantono adalah kesibukannya yang bertambah. Sejak menjadi Mentan, Anton harus lebih sering turun ke bawah dan ke daerah untuk bertemu dengan para petani. "Tapi, itu konsekuensi suami saya sebagai pejabat," kata Rossi menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007