Jakarta (ANTARA News) - Polisi menyebut Soleh alias Zalzalat alias Gungun, yang diduga terkait aksi peledakan bom di Cicendo, memiliki sebuah laboratorium kimia di Gang Bahpian, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung, Jawa Barat.

"Lab di Babakan Ciparay diduga milik Soleh. Soleh ini memiliki kemampuan lebih dalam rakit-merakit bom," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Ia mengatakan Soleh juga menularkan kemampuannya merakit bom ke Agus alias Abu Muslim alias Abu Abdullah dan Yayat Cahdiyat, yang tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah meledakkan bom di Cicendo.

Selain itu, menurut polisi, Soleh juga memberikan uang Rp2 juta kepada Yayat untuk membiayai aksi teror.

Polisi juga menyatakan bahwa Soleh, yang sehari-hari dagang susu keliling, sempat dititipi istri dan anak Yayat sebelum Yayat melakukan aksinya.

Sementara Agus alias Abu Muslim berperan mendanai pembelian peralatan dan melakukan survei bersama Yayat Cahdiyat.

"Agus kesehariannya bekerja sebagai mekanik listrik di apartemen," Martinus.

Pada 7 Maret 2017, Detasemen Khusus 88 Polri menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam aksi teror di Lapangan Pandawa, Cicendo, Bandung.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan dua orang bernama Agus alias Abu Muslim alias Abu Abdullah dan Soleh alias Zalzalat alias Gungun itu ditangkap di tempat berbeda di Bandung.

Di kontrakan Agus di Jalan Kebon Gedang 3 Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Bandung, polisi menyita panci, lima baterai, kabel, pemutih pakaian, aseton, pembersih lantai, asam nitrat, parafin, triaseton triperoksida (TATP) sebanyak 12 kilogram dan termometer.

Kelompok yang menurut Boy merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung itu beraksi menyasar markas polisi.

"Ini wujud balas dendam mereka dengan melakukan serangan balik ke markas polisi," kata Boy.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017