Djarot juga mendukung tindakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mencabut spanduk yang berisikan tidak menshalatkan jenazah pendukung penista agama.
"Saya suka itu tegas itu kami dorong semuanya (pemerintah provinsi mencabut spanduk yang berisikan tidak menshalatkan jenazah pendukung penista agama). Seharusnya ulama, tokoh agama turun tangan paling tidak memberikan imbauan. Kepolisian, pemerintah provinsi turun tangan," kata Djarot saat blusukan di Jalan Gelong Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin.
Djarot mengatakan negara Indonesia adalah negara yang berideologi Pancasila dan mendukung satu kesatuan, maka sudah seharusnya semua warga saling menghormati dan menjaga kerukunan hidup warga.
Dia mengatakan Jakarta memiliki masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu, pluralisme harus dijaga dan masyarakat harus menjunjung tinggi toleransi sehingga kerukunan dan kedamaian terjamin.
Djarot mengharapkan urusan pemilihan kepala daerah (pilkada) tidak dikait-kaitkan dengan masalah agama.
"Ini kan urusan pilkada kalau diseret ke masalah etika, agama, tidak baik," tuturnya.
Djarot minta agar masyarakat dapat bersikap sabar dan berpikir dengan baik dalam menanggapi sesuatu dan bertindak.
Dia juga mengatakan Muslim sejati seharusnya mengamalkan akhlak mulia baik dalam perkataan maupun perbuatan yang tercermin kehidupan sehari-hari.
"Kebanyakan tidak ingat, pura-pura lupa atau ngomong di bibir bahwa Rasulullah SAW diutus Allah untuk mengajarkan supaya kita berakhlak, diutus memperbaiki akhlak manusia supaya kita mewarisi akhlak mulia. Kalau kita betul Muslim sejati mari kita jalankan bukan hanya di bibir saja mari kita laksanakan di hidup sendiri," ujarnya.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017