Jakarta (ANTARA News) - Saifullah Yusuf, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), yang diisukan bakal tergusur dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), menyatakan bahwa dirinya tidak sakit hati kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya tidak sakit hati. Saya tetap akan membantu Presiden, meski di luar sistem," kata Saifullah, saat ditemui tengah mengemasi barang-barang pribadinya di Kantor Kementerian PDT, Jakarta, Minggu.
Saat berkemas-kemas itu, Saifullah terlihat beberapa kali menerima telepon, salah satunya dari Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla. Kata Saifullah, Wapres Kalla meminta dirinya tidak risau, karena para pemimpin yang ada sekarang juga hasil "reshuffle".
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu selanjutnya menyatakan lega, karena akhirnya ada kejelasan mengenai "nasibnya" setelah sekian lama rencana "reshuffle" (perombakan) kabinet terkesan diambangkan.
Meski merupakan pendukung Presiden Yudhoyono sejak awal pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, Saifullah menyatakan, merasa tidak disingkirkan oleh purnawirawan jenderal bintang empat tersebut.
Apalagi, kata Saifullah, dirinya diganti bukan lantaran dinilai berkinerja buruk oleh Presiden Yudhoyono. Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi saat menelepon Saifullah, Jumat (4/5), menyatakan bahwa dirinya bukan lagi representasi partai politik.
"Pak Sudi saat menelepon saya menyatakan Presiden berterima kasih, karena saya telah bekerja keras, baik, dan bersemangat," katanya.
Menurut informasi, Saifullah diganti lantaran dianggap bukan lagi perwakilan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Apalagi, kabarnya posisi Menteri PDT selanjutnya akan diisi Sekretaris Jenderal PKB, Lukman Edy, yang sudah dipanggil Presiden Yudhoyono di kediaman pribadinya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/5).
Selanjutnya, Saifullah berharap, sisa masa pemerintahan Presiden Yudhoyono dengan kabinet baru hasil "reshuffle" kedua dapat membuat kemajuan, namun hal itu tetap butuh bantuan seluruh elemen bangsa. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007