Ini film kedelapan kami. Tapi baru di film ini saya sutradara merangkap pemain

Beijing (ANTARA News) - Aktor sekaligus sutradara film berjudul #66, Asun Mawardi, mendapat sambutan hangat dari para penggemarnya di Beijing.

Setelah pemutaran film laga yang dibintanginya bersama Donita dan Erwin St Bagindo di salah satu gedung bioskop di Ibu Kota China itu, Minggu (12/3) malam, Asun dihujani pertanyaan dari para penggemarnya.

Tidak lupa para penggemar film laga berusia remaja tersebut juga meminta foto bersama dan tanda tangan produser film berbendera Creative Motion Pictures tersebut. Bahkan beberapa penggemarnya di negeri Tirai Bambu itu menjuluki Asun sebagai "Jacky Chan" dari Indonesia.

"Ini film kedelapan kami. Tapi baru di film ini saya sutradara merangkap pemain," katanya kepada Antara di Beijing seusai pemutaran film berdurasi sekitar 1,5 jam tersebut.

Dalam film yang hampir seluruhnya diwarnai adegan laga itu, Asun menamakan dirinya sebagai 66. Dia berusaha meninggalkan masa lalunya sebagai penjahat. Namun di tengah upayanya itu dia juga harus berurusan dengan penjahat untuk menyelamatkan keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Film yang konon menelan biaya produksi senilai 1 juta dolar AS tersebut sudah pernah tayang di sejumlah bioskop di Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada November 2016.

"Saya berusaha memenuhi selera pasar film action Asia dan Amerika dengan sedikit memasukkan unsur-unsur budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Kalau untuk film yang sepenuhnya mengandung budaya masyarakat kita, belum tentu bisa diterima pasar internasional," tuturnya mengenai minimnya budaya masyarakat Indonesia yang dikemas dalam filmnya itu.

Sejak awal 2000-an, Asun yang bergelar doktor ilmu administrasi bisnis itu sudah malang melintang di dunia perfilman. Beberapa film garapannya selain #66 adalah The Black Magic (2002), Untukmu (2003), I Do I Do (2004), Rindu Kami Padamu (bersama Garin Nugroho 2004), Documentary for The Anniversary of Tsunami (2005), Pirate Brothers aka Mortal Enemies (2011), Ah Boys to Men 3 (2014), dan Street Hustle yang saat ini sedang proses pascaproduksi.

Film #66 yang pengambilan gambarnya di Jakarta, Bogor, Sukabumi, dan Bandung selama 45 hari itu telah berhasil menyabet sejumlah penghargaan prestisius di antaranya Platinum Remi Award di Festival Film Internasional di Houston, Amerika Serikat, pada 2016, World Cinema London (2016), Beijing International Film Festival (2016), dan Silk Road International Film Festival di Xian, China (2016).

Duta Besar RI untuk China Soegeng Rahardjo merasa bangga atas diputarnya film karya anak negeri yang mendapat sambutan hangat dari para penggemar film laga di Beijing.

"Tentu saja bukan sekadar dari jumlah penonton, melainkan juga film bisa mengenalkan budaya Indonesia di dunia internasional. Begitu juga sebaliknya masyarakat Indonesia gemar film-film China karena ada nilai-nilai filosofis kehidupan masyarakat yang dapat dipetik," ujarnya sebelum menyaksikan film #66 itu bersama istri dan jajaran staf KBRI Beijing.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017