Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyetujui usulan menteri perdagangan Malaysia bagi dibentuknya komite ekonomi bilateral antara Indonesia dan Malaysia, menyusul dengan semakin tinggi aliran dana Malaysia ke Indonesia.
"Menteri Perdagangan Malaysia Rafidah Aziz mengharapkan ada pertemuan yang dilembagakan dalam bentuk 'joint ministerial commitee' dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyetujui," kata Atase Ekonomi KBRI untuk Malaysia, Rahmat Pramono, di Kuala Lumpur, Minggu.
Pada 2006, Malaysia merupakan investor asing tertinggi dengan total investasi sebanyak 2,2 miliar dolar AS, mengalahkan investor asing selama ini, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Ekspansi bisnis Malaysia semakin gencar ke Indonesia. Ekspansi itu masuk ke sektor otomotif seperti masuknya mobil Proton, perbankan dan telekomunikasi yakni Maxist.
"Belum dipastikan kapan akan ada pertemuan guna membahas hal itu, tetapi Indonesia kemungkinan akan mengajukan berbagai agenda atau isu, misalnya peningkatan nilai yang diijinkan oleh kedua negara mengenai perdagangan di perbatasan, isu perdagangan kayu, dan lain sebagainya," katanya.
Mengenai isu perdagangan di perbatasan, menurut Rahmat, Indonesia akan mengajukan kenaikan batas nilai perdagangan yang diijinkan, mengingat saat ini nilai perdagangan yang ditetapkan Indonesia-Malaysia sudah tidak lagi memadai karena meningkatnya keluar masuk barang.
Selain itu, Indonesia kemungkinan akan membahas masalah perdagangan kayu di mana saat ini penebangan liar (ilegal logging) masih tinggi di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Apalagi saat ini, ekspor kayu Malaysia sudah melewati ekspor kayu Indonesia ke pasar internasional.
"Ini menjadi pertanyaan. Kayunya berasal dari mana?" kata Rahmat. Sementara, hutan produksi yang dikelola Malaysia secara berkelanjutan baru dapat dimanfaatkan tahun 2010. Apalagi Uni Eropa menyoroti ekspor kayu Malaysia karena diduga berasal dari penebangan liar di kawasan hutan Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2007