Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie, salah satu menteri yang dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, pada 3 Mei 2007, tidak banyak memberikan komentar soal rencana perombakan kabinet Indonesia Bersatu. "Itu sedang dibicarakan, tapi keputusan akhir, sesuai dengan hak prerogatif, ada di tangan Presiden," katanya menjawab pertanyaan sejumlah wartawan di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, usai mencanangkan Kampanye Nasional Mencuci Tangan Pakai Sabun 2007. Aburizal, yang pada 2004-2005 menjadi Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu, tidak menjawab pertanyaan wartawan tentang posisi menteri-menteri yang berada di bawah koordinasinya. Dia juga hanya kembali mengatakan bahwa soal perombakan kabinet hanya Presiden yang tahu ketika kembali didesak wartawan dengan pertanyaan seputar rencana perombakan kabinet. "Itu Presiden yang tahu," katanya. Sehubungan dengan rencana perombakan kabinet, pada Kamis malam (3/5) Presiden memanggil Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, dan Menko Polhukam Widodo AS ke kediamannya di Puri Cikeas. Beberapa orang yang diperkirakan masuk dalam jajaran kabinet pada Sabtu (5/5) juga dipanggil ke kediaman Presiden dalam rangka seleksi. Lima wajah baru yang diperkirakan sebagai kandidat menteri baru dalam Kabinet Indonesia Bersatu adalah Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Hendarman Supandji, Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Lukman Edy, Guru Besar Teknik Elektro ITS Muhammad Nuh, Ketua Fraksi Partai Golkar Andi Mattalata, serta Anggota Tim Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi yang juga mantan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Jusman Syafii Djamal. Selain akan masuk lima menteri baru, dua menteri lama, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan A Djalil dan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, juga dipastikan akan menempati posisi baru dalam kabinet. (*)
Copyright © ANTARA 2007