Beijing (ANTARA News) - Ledakan di tambang batubara China utara telah menewaskan 15 orang dan membuat 15 orang lagi hilang di bawah tanah, tragedi paling akhir yang menerpa industri tambang paling mematikan di dunia itu, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua, Ahad. Beberapa pejabat setempat mengatakan 125 orang berada di bawah tanah Sabtu, ketika ledakan mengoyak seluruh tambang Pudeng di provinsi Shanxi, tapi 95 orang selamat. petugas pertolongan masih mencari penyintas (survivor) dan sedang menyelidiki penyebab ledakan tersebut. Lapisan batu-bara di daerah itu seringkali memiliki gas methana tingkat tinggi yang harus dipompa ke luar agar penambangan dapat dilakukan secara aman. Tambang tersebut terletak di dekat Linfen, salah satu kota besar paling tercemar di China. Tambang itu dioperasikan secara resmi, dengan hasil tahunan 150.000 ton, kata Xinhua. Tahun lalu, 4.746 orang tewas akibat ledakan, banjir dan kecelakaan lain di pertambangan di China, karena pemilik tambang menggenjot produksi hingga melampaui batas keamanan guna mengejar keuntungan dan memenuhi konsumsi besar bahan bakar di negeri itu. Beijing telah berulang-kali berjanji akan menindas dan membersihkan industri tersebut, tapi pejabat lokal seringkali memiliki hubungan dengan pertambangan, sehingga menghambat upaya semacam itu, dan tambang yang ditutup sering dibuka-lagi tanpa izin. (*)
Copyright © ANTARA 2007