Owi/Butet, seperti tercantum dalam situs tournamentsoftware, Sabtu dini hari, kalah 21-16, 19-21, 12-21 dari pasangan tuan rumah Chris Adcock/Gabrielle Adcock dalam waktu 65 menit.
Setelah merebut game pertama, penampilan pasangan Merah-Putih peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu justru tertekan dari lawan. Walaupun sempat unggul 19-17, Owi/Butet harus merelakan game kedua dengan 19-21.
"Mestinya kami bermain dengan serangan panjang, tapi permainan saya justru halus sehingga lawan mudah mengembalikan serangan itu," kata Owi dalam situs resmi PP Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Owi mengaku permainannya bersama Butet pada game penentuan terpengaruh empat poin yang tersusul pada game kedua turnamen tingkat super series premier tertua di dunia itu.
"Kehilangan empat poin berurutan itu sangat berpengaruh kepada kami. Padahal, pola permainan kami sudah kembali ketika mampu menyusul pada game kedua," kata Butet.
Owi/Butet hanya mampu menahan laju pasangan suami-istri Inggris itu hingga skor 4-3. Selebihnya, ganda unggulan tujuh itu yang mendominasi pertandingan game ketiga hingga menang 21-12.
"Kami mencoba bangkit pada game ketiga. Tapi, lawan sudah mendapatkan pola permainan mereka dan lebih percaya diri. Permainan kami justru tidak dapat keluar," kata Butet.
Kekalahan Owi/Butet dari pasangan Adcock menyerupai kekalahan yang sama pada All England 2016 yaitu pada putaran perempat final.
"Hasil pertandingan kami hari ini tidak terpengaruh tahun lalu. Pada dua pertemuan kami dengan mereka sebelumnya, kami sudah bisa menang. Kesalahan kami hanya pada game kedua sehingga permainan kami tertekan," kata Butet.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017