Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan diyakini bakal dapat mencapai target ekspor produk makanan dan minuman ke negara-negara anggota yang tergabung dalam Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).
"Kawasan IORA dihuni sekitar 2,7 miliar orang secara alamiah membutuhkan pasokan makanan yang besar," kata Ketua Komite Tetap Industri Makanan dan Protein Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Thomas Darmawan di Jakarta, Jumat.
Menurut Thomas Darmawan, pertumbuhan ekonomi di kawasan IORA meningkat sehingga variasi permintaan makanan dan minuman termasuk produk olahan akan meningkat.
Thomas memperkirakan potensi ekspor Indonesia di kawasan IORA akan meningkat dari tahun ke tahun dengan target Kemendag RI pada produk makanan dan minuman kisaran 7-8 persen.
"Afrika Selatan menjadi pintu masuk kawasan Afrika sedangkan Asia Selatan untuk negara Rusia Tengah seperti Belarusia dan Kazakstan," ujar dan menambahkan, ekspor makanan olahan dapat dijadikan prioritas mengingat jarak negara yang membutuhkan biaya transportasi tinggi.
Nilai ekspor Indonesia untuk produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit mencapai 26,39 miliar dolar Amerika Serikat pada 2016, sedangkan impor produk makanan dan minuman sebesar 9,64 miliar dolar AS pada periode yang sama.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia dengan 21 negara yang tergabung pada organisasi IORA menunjukkan peningkatan.
Selama tiga tahun pada periode tahun 2012 hingga 2014, Indonesia mengalami defisit sebesar 4,25 miliar dolar AS pada 2012, 4,99 miliar dolar AS pada 2013, dan 1,53 miliar dolar AS pada 2014.
"Pada 2015 dan 2016, Indonesia berhasil merealisasikan neraca perdagangan yang bernilai surplus dengan nilainya mencapai 2,48 miliar dolar AS dan 1,45 miliar dolar AS," ujarnya.
Arlinda menambahkan potensi pasar produk makanan dan minuman pada negara kawasan IORA diperkirakan mencapai 28,5 miliar dolar AS. Dia juga mengungkapkan target pertumbuhan ekspor nasional pada 2017 diharapkan dapat tumbuh sebesar 5,63 persen atau mencapai nilai 138,7 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo optimistis bahwa Kementerian Perdagangan akan mampu menyasar pangsa pasar baru di kawasan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA).
"Setiap negara yang menjadi anggota IORA merupakan pasar potensial bagi Indonesia terlebih sekitar 70 persen perdagangan dunia melewati Samudera Hindia," kata Hadi di Jakarta, Kamis (9/3).
Menurut dia, sejauh ini Indonesia berorientasi penjualan produk ke kawasan Amerika, Asia Utara, Jepang, Tiongkok dan Eropa sehingga potensi perdagangan di IORA belum tergarap optimal.
Indonesia, jelasnya, dapat memasarkan produk unggulan seperti kopi, karet, elektronik, tekstil, buah-buahan dan barang pecah belah di pasar baru kawasan Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika.
Ia menggambarkan Afrika memiliki pasar yang besar meski pendapatan secara umum lebih rendah dibanding Indonesia, sedangkan Timur Tengah memiliki pendapatan tinggi.
(M040/Y008)
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017