Jakarta (ANTARA News) - DPR mengapresiasi pertemuan yang dilakukan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga tradisi pertemuan rutin antara presiden dan mantan presiden perlu direalisasikan, kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
"Presiden dan mantan presiden seharusnya rutin bertemu, jangan main belakang," kata Fahri di Gedung Nusantara III, Jakarta, Jumat.
Fahri menyarankan pertemuan rutin dilakukan dalam suasana yang santai dalam rangka menjaga hubungan baik secara personal antara satu dengan yang lain.
Dia menilai ketika seorang telah menjadi presiden maka yang bersangkutan seharusnya menjadi negarawan
"Meskipun berseberangan secara sikap politik namun tidak boleh ada masalah personal," ujarnya.
Fahri mencontohkan ketika dirinya mengkritik pemerintahan, itu merupakan bagian dari tugasnya sebagai anggota DPR terkait pengawasan.
Namun menurut dia, jangan disangka hubungan dirinya dengan pemerintahan jelek karena apa yang dilakukannya dalam kapasitas menjalankan salah satu fungsi DPR yaitu pengawasan.
"Kalau saya mengkritik Pak Jokowi, itu tugas saya, atau kritik lembaga-lembaga lain itu tugas saya. Tapi jangan dianggap hubungan pribadi saya jelek," katanya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3).
SBY memastikan tidak ada lagi miskomunikasi dengan Presiden Joko Widodo karena dirinya sudah menjelaskan berbagai hal yang selama ini menjadi sumber miskomunikasi antara dirinya dengan Jokowi.
"Insya Allah, Insya Allah, saya senang sekali saya bisa menjelaskan, beliau mendengar dengan seksama. Saya juga mendengar dari beliau," kata SBY dalam jumpa pers bersama Presiden Jokowi, di Teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3).
SBY mengatakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi merupakan awal yang baik dan berharap tidak ada lagi miskomunikasi yang terjadi antara dirinya dengan Presiden Jokowi.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017