Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore bergerak menguat tipis menjadi Rp13.384, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.390 per dolar AS.

"Setelah bergerak bervariasi, pada sesi perdagangan sore ini rupiah mengalami apresiasi meski terbatas," kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta.

Ia menambahkan, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed masih menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang domestik untuk lebih terapresiasi.

"Di tengah sentimen fundamental ekonomi Indonesia yang positif, sentimen eksternal cenderung sedikit menutupi sehingga pasar bergerak dalam kisaran sempit," katanya.

Ia mengatakan, jika suku bunga AS mengalami kenaikan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 14-15 Maret 2017 pekan depan, maka permintaan dolar AS berpotensi meningkat yang akhirnya mengalami apresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, berdasarkan perangkat FedWatch, pelaku pasar uang melihat peluang kenaikan suku bunga di Amerika Serikat pada kisaran 90 persen.

"Jika data tenaga kerja AS dirilis lebih baik dari perkiraan, maka besar kemungkinan probabilitas tersebut akan meningkat, dan dolar AS akan menguat," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.393 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 9/3) Rp13.373 per dolar AS.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017