Malang (ANTARA News) - Setelah mogok beroperasi selama empat hari, angkutan kota (angkot) di Kota Malang, akhirnya beroperasi kembali dan menggratiskan ongkos bagi seluruh penumpang berbagai jurusan.
"Sebagai bentuk apresiasi kami kepada Pemkot Malang, seluruh sopir menggratiskan ongkos para penumpang dengan berbagai tujuan. Namun, penggratisan ini hanya berlaku pada hari ini saja (Kamis, 9/3)," kata Ketua Paguyuban angkot jalur Mulyorejo-Madyopuro (MM) Sumarto di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Ribuan sopir angkot berbagai jalur di Kota Malang sejak Senin (6/3) hingga Kamis (9/3) sore mogok beroperasi karena menuntut ditutupnya aplikasi transportasi berbasis "online" (dalam jaringan) yang beroperasi di kota pendidikan itu.
Sebenarnya, kata Sumarto, ini jawaban tuntutan yang kemarin (Rabu, 8/2) ketika anggota masih belum puas."Kami minta DPRD memperkuat jawaban yang kemarin. Namun demikian, anggota kami tetap legowo terhadap keputusan itu," urainya.
Setelah ada keputusan dan kesepakatan, sopir angkot yang memarkir kendaraannya di sepanjang Jalan Kertanegara, di depan Stasiun Kotabaru, di kawasan Tugu (Balai Kota Malang), di kawasan Terminal Arjosari, Alun-alun Malang, dan di Jalan A Yani, akhirnya membubarkan diri dan mengangkut penumpang secara gratis.
"Monggo-monggo ibu-ibu, bapak-bapak dan adik-adik, silahkan naik. Untuk hari ini gratis, tidak perlu membayar," kata salah seorang sopir angkot jurusan Arjosari-Landungsari (AL) di depan Stasiun Kotabaru setelah aksi mogok dinyatakan selesai dan sopir diminta untuk mengangkut penumpang.
Tuntutan ribuan sopir angkot berbagai jurusan yang mogok bersama Organda terkait pelarangan transportasi berbasis online, seperti Uber dan Gojek itu dikabulkan dan ditandatangani bersama oleh perwakilan Pemkot Malang, Organda dan DPRD setempat.
Sementara itu, pengurus DPC Organda Malang Raya mengimbau kepada seluruh jalur angkota untuk kembali kepada tugas mulia melayani masyarakat di Kota Malang Kota dilakukan sesegera mungkin.
"Kita mendukung terciptanya Kota Malang yang kondusif bagi siapapun yang berada di kota tercinta ini dan membangun komunikasi yang baik dengan pengurus jalur agar tidak sampai terjadi miskomunikasi," kata Ketua Organda Malang raya, Ruddy Soesamto.
Selama sopir angkot mogok beroperasi (6-9/3), banyak penumpang telantar, bahkan terpaksa harus kembali ke rumah karena tidak ada angkutan umum, terutama pada hari pertama (Senin, 6/3).
Menyikapi kondisi tersebut, Pemkot Malang bersama jajarannya mengerahkan seluruh armada yang dimilikinya, termasuk kendaraan dinas untuk mengangkut penumpang. Tidak hanya itu, jajaran TNI dan Polri juga mengerahkan seluruh kendaraan operasionalnya.
Bahkan, Wali Kota Malang Moch Anton pagi-pagi rela mengangkut anak sekolah dengan kendaraan pribadinya, Kapolresta Malang AKBP Decky Hendarso dan para anggota dewan juga rela mengangkuti penumpang yang telantar.
Selain itu, relawan pemilik kendaraan roda empat dan dua pun juga tidak mau kalah, tercatat sekitar 700 relawan rela mengantar penumpang hingga tujuan. Penumpang yang berjarak dekat menggunakan sepeda motor dan jarak jauh menggunakan roda empat atau bus yang disediakan Pemkot malang dan berbagai instansi lainnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017