Jakarta (ANTARA News) - Pertemuan sejumlah tokoh di Sentul pada Sabtu yang dihadiri sejumlah tokoh politik dan militer bukan bertujuan untuk melakukan gangguan terhadap pemerintah, tetapi justru untuk mendorong pemerintah menyelesaikan persoalan bangsa. Hal itu disampaikan penggagas "Informal Leader Gahtreing", Yasril Ananta Baharuddin dan Sys NS, di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Selain Yasril dan Sys, tokoh di balik pertemuan ini, antara lain Yacub Chudory dan Untung Yani, Ray Sahetapy, serta Halida Hatta. Pertemuan ini tertutup untuk pers dan diselenggarakan di Jalan Bukit Permata Nomor 58 Sentul City. Ketika pertemuan, wartawan ditempatkan di tenda belakang rumah milik pengusaha Ibu Yessy tersebut. Lantaran cuaca panas, maka kalangan pers mendekati ruang pertemuan yang diselenggarakan di bagian ruang depan rumah tersebut, tak jauh dari kolam renang. Walaupun tidak memasuki ruangan, pers bisa sedikit mendengar pembicaraan karena memang beberapa pintu di ruang pertemuan tidak ditutup. Selama pertemuan berlangsung, pers mendapatkan penjelasan dari Sys NS mengenai perkembangan dalam pertemuan tersebut. Parkir kendaraan tamu dan undangan juga disusun secara rapi di sepanjang jalan. Sedangkan pengemudinya juga ditempatkan di sebuah tenda terbuka di pinggir jalan. Tak ada penjagaan ketat atau mencolok pada pertemuan ini. Yang ada hanya lokasi penempatan kendaraan, pengemudi, wartawan dan ruang pertemuan. Lokasi pertemuan berada di tengah kompleks Sentul City di lahan luas yang belum terlalu padat rumahnya. Yang ada ada rumah-rumah mewah yang dibangun sendiri oleh pemiliknya di kavling-kavling kompleks itu. Pertemuan dihadiri sejumlah tokoh militer, antara lain mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, mantan Wakasad Letjen (Purn) Kiki Syahnakri, mantan Kepala Staf Umum TNI Letjen (Purn) Fachrur Razi, dan Mayjen (Purn) Saurip Kadi. Selain itu, tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) dan kemitraan, HS Dillon, mantan Menkeu dan Ketua Partai Hanura, Fuad Bawazier, pengacara Nurdiman Munir, Wakil Ketua MPR, AM Fatwa, Ketua DPR, Agung Laksono, juga tampak hadir. Yasril menegaskan, hasil pertemuan ini akan disampaikan kepada pemerintah, parlemen dan berbagai pihak. Pertemuan tidak secara khusus membahas pemerintahan saat ini, namun mengupas persoalan kebangsaan secara menyeluruh. "Apakah masukan yang kami sampaikan akan diterima pemerintah atau tidak, terserah pemerintah. Ini tidak membicarakan perombakan kabinet," kata mantan Ketua Komisi I DPR RI itu, yang kini menjabat salah satu Ketua DPP Golkar. Sys NS mengemukakan, jika pemerintah mau, justru bisa menjadikan pertemuan informal ini sebagai daya dorong untuk menyelesaikan persoalan. Sys menggambarkan, pertemuan berlangsung konstruktif dan hanya menjaring masukan dari berbagai tokoh untuk menyelesaikan persoalan kebangsan. Ketua DPR RI Agung mengemukakan pertemuan ini hanya "kumpul-kumpul" silaturahmi. Hal senada dikemukakan pula oleh Ryamizard Ryacudu, yang menyataan: "Ini bukan politik praktis, dan tidak menjelek-jelekan pemerintah." (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007