Untuk NTT ini walaupun sebagian daerah masih ada hujannya, tetapi secara keseluruhan musim kemarau akan terjadi mulai awal atau pertengah April atau Mei mendatang. Dan ini adalah kondisi yang normal yang setiap tahun terjadi di NTT."Kupang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Klimatologi, Lasiana Kupang memprediksi musim penghujan yang terjadi di Nusa Tenggara Timur akan berakhir hingga April mendatang.
"Hingga saat ini NTT masih terus dilanda hujan dengan intensitas sedang dan angin yang kencang. Dan musim penghujan diprediksi akan terus terjadi hingga April mendatang," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Fera Adrianita di Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan secara nasional, pergantian musim hujan ke musim kemarau baru akan terjadi pada Mei atau Juni mendatang, namun untuk wilayah NTT sendiri musim kemarau diperkirakan akan lebih dulu terjadi.
"Untuk NTT ini walaupun sebagian daerah masih ada hujannya, tetapi secara keseluruhan musim kemarau akan terjadi mulai awal atau pertengah April atau Mei mendatang. Dan ini adalah kondisi yang normal yang setiap tahun terjadi di NTT," ujarnya.
Ia menjelaskan hujan yang terjadi akhir-akhir ini karena kondisi siklon tropis yang terjadi. Namun sesuai pengamatan pihaknya siklon tropis akan menghilang dalam waktu dekat ini.
Fera menambahkan hujan yang terjadi juga katena tekanan udara di Asia lebih tinggi dari wilayah Australia, dan hal tersebut akan mengakibatkan angin bertiup dari Asia ke Australia dan membawa uap air.
Sementara itu Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kupang, Mohammad Hairidzulhi mengatakan, siklon tropis Blance berdampak pada cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah NTT.
"Keberadaan siklon tropis Blance mengakibatkan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur," kata Mohammad.
Mohammad menjelaskan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Minggu, (5/3) misalnya, merupakan bagian dari dampak siklon tropis Blence.
Sementara itu, fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dengan intensitas sedang saat ini tengah melintasi Sumatera dan menimbulkan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut.
"MJO diperkirakan terus bergerak ke timur dengan intensitas melemah," tuturnya.
Baca juga: (BMKG prakirakan kemarau mulai Mei)
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017