Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah, turun 42 poin menjadi Rp13.365 per dolar AS.

"Pertambahan tenaga kerja AS versi ADP (Automatic Data Processing Inc) menunjukkan kenaikan sehingga mendorong penguatan dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Jika data tersebut akhir pekan ini diikuti perbaikan data tenaga kerja nonpertanian (Non Farm Payroll/NFP), ia mengatakan, maka potensi dolar AS melanjutkan penguatan semakin terbuka.

"Data tenaga kerja itu juga akan memicu kenaikan suku bunga Fed dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 14-15 Maret 2017 ini," katanya.

Kendati demikian, dia menjelaskan, indeks keyakinan konsumen Indonesia yang naik pada Februari 2017 memberikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat pada kuartal pertama 2017 dan itu bisa menjaga nilai tukar rupiah.

Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan peningkatan optimisme konsumen, dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2017 tercatat 117,1; lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 115,3.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan sentimen eksternal menjadi faktor dominan yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Sentimen dari dalam negeri yang masih cukup positif diharapkan bisa mengimbangi efek faktor eksternal dalam jangka panjang.

"Cadangan devisa yang meningkat, neraca perdagangan yang surplus, defisit transaksi berjalan yang menurun merupakan sentimen positif domestik yang dapat menjaga rupiah dalam jangka panjang," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017