Bogor (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Hatta Radjasa pada Sabtu sekitar pukul 19.40 WIB terlibat mendatangi kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Hatta merupakan menteri pertama yang datang pada pemanggilan sesi kedua menteri dan calon menteri yang akan duduk dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) hasil perombakan atau reshuffle.
Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Andi Mallarangen mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memanggil kembali beberapa menteri yang akan digeser dan dicopot dari KIB, serta calon menteri yang akan duduk dalam kabinet hasil perombakan, pada Sabtu (5/5) malam.
Hatta Radjasa mendatangi kediaman Yudhoyono dengan mengendarai mobil dinas Toyota Camry bernomor "RI 26". Sebelum memasuki kediaman kepala negara, Hatta yang mengenakan batik berwarna kuning sempat melambaikan tangan kepada wartawan yang menunggu.
Kedatangan Hatta tersebut, menimbulkan spekulasi di kalangan wartawan bahwa dia akan dipilih untuk menduduki jabatan Menkominfo yang sebelumnya dijabat oleh Sofyan Djalil.
Pada Sabtu (5/5) siang Sofyan Djalil telah datang ke Cikeas dan diduga dirinya akan digeser menjadi menteri negara BUMN, menggantikan posisi Sugiharto.
Lima belas menit kemudian, tampak datang Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edhi yang menggunakan mobil Toyota Cruiser BM 315 LA.
Kehadiran Lukman Edhi yang juga Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Riau, diprediksi untuk menggantikan posisi Sayifullah Yusuf yang kini menjabat Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT).
Rencana reshuffle kabinet yang tak kunjung terlaksana, membuat sejumlah wartawan yang `bersiaga` di kediaman presiden harus terus waspada terhadap siapapun yang datang ke Cikeas.
Setiap mobil yang melintas dan memasuki halaman kediaman Yudhoyono, langsung diburu wartawan yang ingin mengetahui siapa yang datang, termasuk mobil juru bicara Andi Mallarangeng pun tak luput dari kejaran wartawan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007