"Buku ini jujur, paling berat saya tulis. Bebannya sangat berat, dari "Ayat-Ayat Cinta". Kemudian beban ekspektasi pembaca, mereka pasti ingin yang lebih baik daripada yang pertama," tutur dia di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, lanjut pria yang akrab Kang Abik itu, dirinya sempat mengalami kesulitan menyelesaikan tulisannya.
"Maka saya tidak bisa menulis dengan cepat. Sesungguhnya permintaan dari pembaca untuk melanjutkan "Ayat-Ayat Cinta" sejak film itu telah mereka tonton," kata dia.
Bahkan, beberapa pembaca sampai meneror, ingin tahu kelanjutan kisah karakter Fahri dan keluarganya dalam novel.
"(Ada yang) langsung ketemu, (nanyain) nasib Fahri gimana? Fahri berumahtangga seperti apa? Jadi ke mana-mana saya merasa diteror pembaca. Jujur, ketika saya selesaikan yang pertama, saat itu tidak terbayangkan akan diteror pembaca," tutur Abik.
Kendati begitu, "teror" pembaca justru dia jadikan motivasi menyelesaikan penulisan novel. "Kalau terus didesak, menyenangkan hati saudaranya itu adalah sedekah. Akhirnya saya berpikir bagaimana saya lanjutkan Ayat-Ayat Cinta 2," tutur dia yang akhirnya merilis novel Ayat-Ayat Cinta 2 pada 2015 lalu.
(Baca juga: "Ayat-Ayat Cinta 2" segera difilmkan)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017