Beijing (ANTARA News) - China mencatatkan defisit pertama perdagangan bulanan dalam tiga tahun belakangan pada Februari akibat lonjakan terbesar pertumbuhan impor sejak 2012.

Lonjakan impor tersebut terjadi karena kekuatan permintaan atas berbagai macam komoditas, dari bijih besi, minyak mentah, hingga batu bara.

Ekspor China pada Februari secara tidak terduga turun 1,3 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Di sisi lain, impor tumbuh 28,1 persen, jauh di atas perkirakan pengamat ekonomi, kata data bea cukai pada Rabu.

Ketidak-berimbangan angka pertumbuhan perdagangan itu membuat China mengalami defisit 9,15 miliar dolar AS untuk Februari, kata lembaga negara urusan bea cukai.

Di sisi lain, pengamat ekonomi China memperingatkan bahwa kecenderungan pelonjakan impor pada Januari dan Februari adalah distorsi dari libur panjang tahun baru China, saat sektor usaha mengalami perlambatan menjelang periode tersebut.

Selain itu, banyak perusahaan juga mengurangi kapasitas operasinya atau tutup pada periode tersebut.

Liburan tahun baru China dimulai akhir Januari pada tahun ini dan Februari pada tahun lalu.

Ekspor China selama dua bulan Januari dan Februari naik sebesar empat persen dibanding tahun lalu, sementara impor melonjak 26,4 persen. Ini menunjukkan adanya kekuatan permintaan yang besar di dalam negeri dan luar negeri, meskipun terdapat distorsi musim liburan.

Sejumlah analis yang diwawancara Reuters sempat memperkirakan bahwa laju barang keluar dari negara eksportir tersebar di dunia tersebut, pada Februari akan naik 12,3 persen, setelah sebelumnya juga naik 7,9 persen pada Januari.

Analis juga memperkirakan China masih akan mengalami surplus perdagangan sebanyak 25,75 miliar dolar AS pada Februari, sedikit turun dari surplus pada Januari sebesar 51,35 miliar dolar AS,

Menurut mereka, China bisa meraih keuntungan perdagangan dari Amerika Serikat, yang menerapkan kebijakan proteksionis di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, demikian dikutip dari Reuters.

(Uu.G005)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017