Yaounde (ANTARA News) - Satu pesawat penumpang Kenya Airways tujuan Nairobi dengan 114 orang di dalamnya mengalami kecelakaan di Kamerun selatan, Sabtu, tak lama setelah lepas-landas, demikian laporan radio pemerintah di negara Afrika tengah itu. Pesawat tersebut mengalami kecelakaan di dekat Niete, sebelah selatan kota pelabuhan Kamerun, Kribi, dan sebelah utara perbatasan dengan Equatorial Guinea, setelah lepas-landas dari kota besar kedua di Kamerun, Douala, kata radio itu, tanpa memberi perincian lebih lanjut. Di ibukota Kenya, Nairobi, Direktur Pelaksana Kenya Airways Group Titus Naikuni tak bersedia mengkonfirmasi laporan radio tersebut, tapi mengatakan pemerintah di Kamerun telah menerima sinyal tandat bahaya otomatis dari daerah tempat pesawat itu hilang. "Sinyal tanda bahaya tersebut datang dari satu mesi, bukan pilot," katanya. Jurubicara pemerintah Kenya Alfred Mutua mengatakan pada sutau taklimat bahwa sinyal itu berasal dari satu daerah sekitar 64,8 kilometer sebelah barat-daya Douala. "Mereka mengirim helikopter ke daerah tersebut," katanya. Ditambahkannya, belum ada laporan dari misi itu. Kenya Airways menyatakan pesawat Boeing 737-800, yang memulai penerbangan di kota utama Pantai Gading, Abidjan, dan singgah di Kamerun, sedang membawa 105 penumpang dan sembilan anggota awak. Beberapa pejabat sebelumnya mengatakan terdapat 106 penumpang. Perusahaan penerbangan tersebut menyatakan terdapat 34 penumpang berkewarganegaraan Kamerun, 15 warganegara India, tujuh Afrika Selatan, enam China, lima Inggris dan satu orang Amerika di antara penumpang, yang kebanyakan berasal dari negara Afrika. Semua sembilan anggota awak adalah warganegara Kenya. Perusahaan itu menyatakan menara pengawas di Douala telah menerima pesan terakhir dari pesawat tersebut tepat setelah lepas-landas. Pesawat itu sebelumnya dijadwalkan mendarat di Nairobi pukul 06:15 waktu setempat (10:15 WIB). Kenya Airways, salah satu dari sedikit perusahaan penerbangan Afrika yang memperoleh untung, mendirikan pusat krisis untuk memantau keadaan dan pusat penerangan penumpang di satu hotel di Nairobi, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007