Jakarta (ANTARA News) - Wajah-wajah baru bakal muncul dalam kabinet Indonesia Bersatu hasil
reshuffle kali ini. Setelah Hendarman Supandji yang mengaku akan menduduki salah satu posisi di kabinet, kini giliran tokoh Partai Golkar Andi Mattalata juga telah diminta Presiden menjadi menteri.
"Presiden meminta saya menjadi salah seorang pembantunya tetapi belum dijelaskan di bidang apa," kata Andi Mattalata usai dipanggil Presiden di kediaman pribadinya di Cikeas Bogor Sabtu.
Andi yang juga ketua Fraksi Golkar di DPR RI itu mengatakan dirinya siap menerima tugas yang diberikan presiden sepanjang sesuai dengan kemampuan dirinya.
"Ukuran kemampuan adalah latar belakang pendidikan dan latar belakang pengalaman. Kalau itu mampu saya pikul maka akan saya terima dengan senang hati sebagai sebuah kehormatan dan tugas untuk rakyat dan pemerintah," katanya.
Dia menambahkan, presiden dalam kesempatan itu tidak menjelaskan posisi yang akan diembannya namun hanya mengajaknya berdialog seputar sistem kenegaraan dan penegakan hukum.
Dalam pembicaraan itu, lanjutnya, diperlukan sistem kenegaraan yang lebih baik untuk membangun pemerintahan yang dipercaya oleh rakyat.
Sementara itu mengenai hubungan antar lembaga-lembaga negara menurut Andi, saat ini sulit dikendalikan karena tidak adanya lagi Tap MPR yang mengaturnya, seperti pada Tap III/MPR/1978 tentang Tata hubungan lembaga tinggi negara dengan lembaga tertinggi negara.
"Tidak adanya ketetapan itu akibat amandemen Undang-undang Dasar yang mengakibatkan lembaga-lembaga negara seperti satelit yang tiba-tiba terlepas, sehingga banyak kita baca berita mengenai titik singgung antar lembaga negera," katanya.
Andi Mattalata banyak disebut akan menggantikan Hamid Awaluddin sebagai Menkum dan HAM.
Pada pagi hingga siang ini, Presiden SBY telah memanggil tiga pejabat yang kemungkinan besar akan masuk dalam kabinet hasil reshuffle diantaranya Sofyan Jalil dan Jampidsus Hendarman Supanji.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007