Berdasarkan informasi di lokasi kejadian, putusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Cepogo dan Selo, Boyolali tersebut, diduga karena terjadi pengikisan fondasi jembatan selebar delapan meter dan panjang sekitar 15 meter itu.
Pengikisan bagian fondasi akibat arus air banjir yang kuat di sungai di bawahnya.
Menurut Wiji (59), salah satu warga setempat, peristiwa terputusnya jembatan di Jurang Grawah, Cepogo terjadi sekitar pukul 11.45 WIB. Akibatnya arus lalu lintas di jalan itu dari arah Cepogo menuju Selo atau sebaliknya terhambat.
"Jembatan itu, ambrol setengah jalan, tetapi masih untung kejadian itu tidak sampai ada korban jiwa. Saat jembatan runtuh tidak ada pengendara, baik roda empat atau dua yang melintas," kata Wiji.
Menurut dia, terkikisnya fondasi jembatan tersebut diduga dampak hujan deras yang sering terjadi di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Derasnya air sungai menyebabkan fondasi jembatan terkikis dan ambrol.
Warga setempat kemudian memberikan tanda di dekat jembatan dengan memasang drum dan memalangkan bambu di jalan agar tidak ada pengendara yang melintas karena berbahaya bagi pengendara.
Kepala Desa Genting Komedi mengatakan kondisi jembatan tertutup genangan air yang keruh, dan beberapa menit kemudian sudah putus.
Sedangkan Kades Cepogo, Mawardi, menyebutkan bahwa jembatan Jurang Grawah usianya sudah tua, karena dibangun sekitar tahun 1997/1998.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017