Jakarta (ANTARA News) - Deputi Menteri Koordinator Perekonomian bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi menegaskan keputusan impor tambahan sebanyak 500ribu ton akan diputuskan pada Juni 2007. "Nanti diputuskan setelah evaluasi penyerapan produksi dalam negeri hingga Mei atau awal Juni," katanya usai rapat koordinasi di Departemen Perdagangan, Jakarta, Jumat. Pilihan untuk melakukan impor beras lagi, lanjut Bayu, masih tetap terbuka. Sementara itu, berdasarkan data Perum Bulog per 3 mei 2007, penyerapan gabah petani mencapai sekitar 400.000 ton setara beras. Target pengadaan pada musim panen awal tahun 2007 ini adalah 900.000 ton setara beras, sedangkan total target pengadaan beras dari dalam negeri adalah 1,5 juta ton. "Sebenarnya kita tidak ingin impor, kalau bisa tidak impor itu bagus, justru yang kita inginkan tidak impor. Tapi kalau ternyata diperlukan yang impor?," ujarnya. Menurut Bayu, pemerintah bertugas untuk mengamankan harga di tingkat petani dan mengamankan harga di tingkat konsumen. Jika pilihan impor diputuskan, maka hal itu dalam rangka menyelamatkan harga di tingkat konsumen. "Kebijakan impor dari dulu tetap terbuka. Makanya kebijakan yang kita buat 2003-2004 bukan berupa larangan impor tapi dalam bentuk pengaturan waktu impor," paparnya. Manajemen kebijakan impor beras itu, menurut Bayu, diberlakukan agar dapat mewadahi semua kepentingan masyarakat. "Kita mesti lihat situasi, kalau mekanisme yang ada sudah bisa berjalan petani sudah bisa berproduksi, pedagang distribusi efektif dengan harga yang baik, mengapa harus ada perencanaan seperti itu (impor)," tambahnya. Sementara untuk komoditas gula, impor pasti dilakukan dan pemerintah hanya melakukan pengaturan waktu untuk melakukan impornya. "Bedanya antara beras dan gula adalah gula dari pengalaman historis maupun kapasitas produksinya memang kurang, kita memang defisit sehingga untuk gula posisinya (pasti) impor. Hanya yang diatur kapan," tuturnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007