Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan defisit gas yang terdapat di dua wilayah yakni Kalimantan bagian timur dan Sumatera bagian utara baru dapat teratasi mulai 2010. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saat mengumumkan Neraca Gas Indonesia di Jakarta, Jumat mengatakan, defisit dua wilayah itu dikarenakan harus memenuhi komitmen ekspor gas alam cair (LNG). "Karena kami tetap harus menghormati kontrak. Namun, ke depan, pemerintah akan mengutamakan gas buat dalam negeri dan apabila memungkinkan atau sisa baru diekspor," katanya. Menurut dia, ekspor gas telah memberikan kontribusi penerimaan nasional yang tahun 2006 mencapai Rp18 triliun. Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso mengatakan, neraca gas yang memetakan permintaan dan pasokan gas di dalam negeri dibagi dalam 11 wilayah. Ke-11 wilayah itu adalah NAD, Sumatera bagian utara, Sumatera bagian selatan, tengah dan Jawa bagian barat, Jawa bagian tengah, Jawa bagian timur, Kalimantan bagian timur, Sulawesi bagian tengah, Sulawesi bagian selatan, Papua, NTT, dan Natuna. Berdasarkan data neraca gas per 31 Januari 2007 itu, Kalimantan bagian timur mengalami defisit 450,1 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan Sumatera bagian utara 26,5 MMSCFD. Selanjutnya, pada 2008, defisit gas di Kalimantan bagian timur mencapai 324,3 MMSCFD, 2009 240,5 MMSCFD, dan 2010 baru surplus 161,5 MMSCFD. Pada 2011, surplus dari wilayah tersebut melonjak menjadi 1.629,6 MMSCFD setelah berakhirnya ekspor gas alam cair (LNG) di Kilang Bontang, Kaltim. Sedang, defisit Sumatera bagian utara tahun 2008 menjadi 18,7 MMSCFD, 2009 24,2 MMSCFD dan 2010 baru surplus 56,4 MMSCFD. Purnomo menambahkan, dengan keluarnya neraca gas, maka industri diminta membangun pabrik di wilayah yang mengalami surplus gas seperti Jawa bagian barat, Jawa bagian timur dan Sulawesi bagian tengah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007