Jakarta (ANTARA News) - Ada kalanya cinta membutakan orang yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pasangannya. Psikolog klinis Pingkan Rumondor menjabarkan sinyal-sinyal bahaya yang menunjukkan hubungan Anda sebenarnya tidak sehat.
1. Ada ketidakseimbangan kuasa, salah satu merasa lebih tinggi dari yang lain
2. Ada kekerasan, baik itu verbal (mengejek, memanggil dengan panggilan kasar), fisik (memukul, menendang, mencubit), seksual (menyentuh tanpa persetujuan, memaksa berhubungan seks), hingga pembatasan (melarang ketemu lawan jenis, pada pernikahan: menahan uang pasangan).
3. Salah satu pasangan terlibat adiksi alkohol atau zat ilegal
4. Banyak rahasia (termasuk perselingkuhan)
5. Lebih banyak berubah jadi lebih negatif ketika dalam hubungan dibandingkan perubahan positif
6. “Hitung-hitungan” dan membalas: saling membalas
7. Kritik yang tidak membangun. Misalnya satu pihak menggeneralisasi masalah dan menegur pasangan dengan pernyataan, “Kamu selalu begitu,” atau “Kamu tidak pernah begini,”
8. Bela diri (defensiveness)
9. Contempt: merasa lebih hebat dan lebih benar dari pasangan, sehingga mengecilkan pasangan
10. Stonewalling: memilih untuk mengacuhkan masalah dan tidak bicara dengan pasangan
Apakah salah satu atau beberapa ciri di atas terjadi dalam hubungan Anda? Dunia belum berakhir. Ini bukan pertanda hubungan harus langsung kandas, coba dulu beberapa langkah untuk memperbaiki interaksi Anda dengan pasangan.
1. Refleksi diri: coba luangkan untuk memikirkan apa yang anda rasakan dalam hubungan ini? Ciri hubungan tidak sehat apa yang tampak dalam hubungan Anda dan pasangan? Apa harapan Anda dalam hubungan ini? Perubahan apa yang anda inginkan dalam diri Anda? Perubahan apa yang anda inginkan dalam diri pasangan?
2. Tulis hasil renungan itu yang kemudian harus dibicarakan dengan pasangan
3. Cari waktu terbaik untuk berbicara dengan pasangan, yaitu saat Anda berdua dalam kondisi netral. Pingkan menyarankan untuk melakukannya setelah selesai bekerja atau setelah makan.
4. Langkah pertama: Bicarakan perasaan dan harapan anda ke pasangan dengan “I-message”atau pesan saya, dengan “rumus sebagai berikut”:
a. Jabarkan perilaku pasangan yang mengganggu Anda
b. Sebutkan situasi spesifik saat perilaku tersebut muncul.
c. Jelaskan perasaan Anda dalam situasi tersebut.
d. Jelaskan perilaku yang Anda harapkan dari pasangan
e. Tutup dengan panggilan sayang atau kata-kata penuh cinta.
Contoh: Waktu kamu larang aku pergi sama sepupuku [perilaku] hari Sabtu minggu lalu [situasi], aku merasa sedih dan tertekan [perasaan]. Aku harap, kamu bisa memberi ijin aku pergi dengan sepupu [harapan], karena aku membutuhkannya. Semoga kamu mengerti ya sayang [panggilan sayang]…
5. Terakhir, jika merasa sulit berkomunikasi dengan pasangan, sudah waktunya untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor pernikahan.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017