Rembang (ANTARA News) - Kiai Haji Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus mengatakan berita bohong (hoax) dan fitnah yang marak di berbagai media sosial, harus dilawan.
Saat menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jumat malam, Gus Mus menyatakan fenomena negatif ini harus dilawan.
Ulama karismatik tersebut mengaku prihatin atas merebaknya "hoax" dan dirinya beberapa kali menjadi sasaran dari berita bohong.
"Gambar-gambar saya ada di mana-mana disertai tulisan yang bukan omongan saya, yang kenal saya pasti tahu bahwa itu bukan saya," katanya.
Menurut Gus Mus, masyarakat yang menolak "hoax" secara tidak sadar justru ikut menyebarkannya ke masyarakat luas.
"Kadang kita ikut menyebarkan tanpa sengaja, ikut meretweet disertai pertanyaan ini hoax tidak ya?, padahal itu sudah menyebarkan," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Gus Mus, orang baik dan para cerdik pandai harus turun langsung mengedukasi masyarakat dan di sisi lain, masyarakat harus pandai menyaring berita dengan memanfaatkan fitur khusus di setiap media sosial.
"Setiap media sosial sudah menyediakan fasilitas untuk menyaring, kalau tidak mau membaca hoax ya dibisukan (mute), unfollow atau cara lain yang telah disediakan," katanya.
Gus Mus sempat meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat untuk menceritakan beberapa pengalaman selama kampanye pilkada provinsi setempat, dan kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga ikut mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi melawan berita "hoax" di media sosial.
"Saya juga sering kena hoax, kena bully juga, semakin dijawab semakin dibully, dana saya kadang ketawa-ketawa sendiri membacanya," ujarnya.
Sebelumnya, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo beserta rombongan diajak Gus Mus untuk menunaikan ibadah salat Maghrib secara berjamaah.
Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017