Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah tipis sebesar dua poin menjadi Rp13.359, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.357 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa kuatnya outlook kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) kembali menahan laju dolar AS untuk bergerak di area positif.
"Dolar AS masih berada dalam jalur kenaikan yang solid di tengah meningkatnya ekspektasi The Fed akan menaikan suku bunganya pada Maret ini," katanya.
Saat ini, lanjut dia, mayoritas investor memposisikan kemungkinan kenaikan suku bunga AS, sehingga memberikan keuntungan terhadap dolar AS. Berdasarkan data dari program CME Groups FedWatch, menunjukkan pelaku pasar melihat 79,7 persen kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) 14-15 Maret nanti.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa sebagian besar mata uang di kawasan Asia yang melemah terhadap dolar AS juga turut menambah sentimen negatif bagi rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, pidato Presiden AS Donald Trump yang menitikberatkan pada upaya perbaikan ekonomi AS dengan rencana penambahan anggaran belanja di beberapa pos juga telah direspon positif oleh pelaku pasar dengan terapresiasinya dolar AS.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa sentimen domestik mengenai data inflasi yang relatif terkendali tampaknya cukup mampu menahan tekanan rupiah lebih dalam.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi ke posisi Rp13.375 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 2/3) Rp13.361 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017