"Tes narkoba ini dilakukan dengan metode sampel urine para imigran gelap dengan menggunakan rapid test multiparameter," kata Kepala Bidang Pemberantasan BNN Daerah Istimewa Yogyakarta AKBP Mujiyana.
Menurut dia, terdapat sebanyak 25 orang imigran gelap asal negara Timur Tengah yang dilakukan tes urine.
"Tes narkoba ini sengaja dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika, baik di kalangan warga Indonesia maupun warga asing khusunya imigran gelap," katanya.
Ia mengatakan tes urine ini sengaja dilakukan secara mendadak tanpa melakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada para imigran gelap.
"Ini bertujuan untuk mengetahui apakah mereka terindikasi mengonsumsi narkoba atau tidak," katanya.
Mujiyana mengatakan di Asrama Haji Yogyakarta ini awalnya terdapat 26 orang imigran gelap asal Irak, Iran, Afganistan, dan Suriah.
"Namun satu imigran gelap telah dipulangkan ke negaranya asalnya melalui Jakarta. Mereka ini telah lebih dari dua tahun menghuni penampungan sementara di Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan para imigran ini sebelumnya bermaksud mencari suaka ke Australia menggunakan perahu melalui perairan pantai selatan Jawa, Indonesia.
"Upaya mereka ini dapat digagalkan aparat setempat," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017