Sydney (ANTARA News) - Bank sentral Australia (RBA) pada Jumat memangkas proyeksi inflasi 2007 yang menimbulkan kekhawatiran kenaikan suku bunga dalam waktu dekat untuk menekan inflasi Dalam pernyataan triwulanan atas kebijakan moneter mereka, Reserve Bank of Australia (RBA) mengatakan, mengharapkan inflasi akan turun menjadi sekitar 2,5 persen, dari inflasi Maret 2007 yang mencapai 2,75 persen. RBA sebelumnya memproyeksikan inflasi sekitar 2,75 persen pada akhir 2007 dengan target inflasi keseluruhan 2,0 hingga 3,0 persen. "Sejak akhir tahun lalu, kajian bank menunjukkan inflasi akan turun secara bertahap dari 3,00 persen yang terjadi pada September 2006," kata laporan itu. Selain itu, "Dalam beberapa bulan terakhir, penurunan itu tampaknya akan sedikit lebih cepat dan inflasi diperkirakan akan menjadi sekitar 2,5 persen, atau bahkan mungkin lebih rendah lagi sepanjang 2007." RBA mengatakan, inflasi indeks harga konsumen (CPI) akan turun menjadi dibawah 2,00 persen dalam beberapa triwulan ke depan. Namun, dalam jangka panjang, RBA mengatakan, inflasi belum tentu terus turun. "Seluruh data yang ada menunjukkan penggunaan kapasitas yang tinggi, pengetatan pasar tenaga kerja dan pertumbuhan permintaan yang tinggi. Berdasarkan tren-tren ini, inflasi diperkirakan kembali turun hingga separuh dari target pada 2008," katanya. Inflasi diperkirakan naik menjadi 2,75 persen pada 2008 dan 2009, dan diikuti oleh inflasi headline CPI. "Perkiraan kenaikan bertahap pada inflasi merefleksikan ekspektasi pertumbuhan perusahaan dalam permintaan dan output, dan bahwa penggunaan kapasitas pada ekonomi akan tetap tinggi," kata RBA. RBA menilai, kenaikan suku bunga pada 2006 akan mendorong tingkat pasar uang (cash rate) menjadi 6,25 persen yang menekan rata-rata bunga pinjaman perumahan. Mereka mengatakan ekonomi dunia yang kuat dan pertumbuhan permintahan tampaknya akan mendorong inflasi ke depan, sebuah pengetatan kebijakan yang telah diantisipasi pada 2006 dan data inflasi terakhir telah menurunkan titik awal tempat dimulainya kenaikan pada masa datang. "Namun demikian, dewan menganggap, pada Rapat Mei ini, bahwa mempertahankan pengetatan kebijakan yang dilakukan akhir-akhir ini akan memberikan waktu cukup untuk memberikan respon yang dibutuhkan dalam menghadapi kemungkinan tingginya inflasi jangka menengah" demikian RBA. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007