Beijing (ANTARA News) - Bagian Protokol Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing saat ini sedang menangani dua pelaut Indonesia yang masing-masing meninggal dunia dan hilang di kawasan perairan yurisdiksi China. "Saat ini kita sedang menangani dua pelaut atau anak buah kapal (ABK) warga Indonesia yang seorang meninggal dan seorang hilang," kata Sekretaris I Protokol Konsuler KBRI Beijing Nicolas Hendrik T. Manopo kepada ANTARA News di Beijing, Jumat. Menurut Nicolas, pelaut Indonesia yang meninggal bernama Wisnoe Sidi (44) akibat serangan jantung dan saat ini disemayamkan di Rumah Penitipan Jenazah Kepolisian Dalian. WNI tersebut, kata Nicolas, meninggal pada tanggal 18 April 2007 di Dalian, China, ketika sedang melakukan tugas sebagai ABK. Untuk kepulangan jenazah ke Indonesia, pihak KBRI Beijing sudah menghubungi agen yang memberangkatkan korban di Indonesia, yaitu PT Alpha Ocean Pratama serta berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat. "Mengingat sekarang ini sedang ada peringatan Hari Buruh yang merupakan hari libur nasional hingga tanggal 7 Mei 2007, maka kemungkinan jenazah baru bisa dipulangkan ke Indonesia setelah liburan usai," kata Nicolas. Sementara untuk pelaut Indonesia yang hilang, katanya, diketahui bernama Mihi Raja (29) dengan pemegang paspor AB 356316. Pelaut WNI yang hilang tersebut, tambahnya, disebabkan terjadinya tabrakan kapal di Laut Tiongkok Timur yang melibatkan "MV Harvest " berbendera Kamboja dengan "MV Jinhaikun" berbendera China, pada tanggal 9 April 2007. Akibat tabrakan tersebut, "MV Harvest" tenggelam dan 20 ABK termasuk satu ABK Indonesia hilang dan belum ditemukan sampai sekarang. "Upaya pencaharian oleh tim SAR China terus dilakukan dan ternyata sampai sekarang masih juga belum ditemukan," kata Nicolas. Pihak Protokol Konsuler KBRI Beijing, katanya lebih lanjut, sampai sat ini terus berkoordinasi dan menunggu hasil pencaharian korban pelaut Indonesia tersebut dari pihak berwenang di Provinsi Zhejiang.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007