Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mendorong produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan sawit dan karet untuk mengatasi penurunan harga komoditas, agar sektor ini bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
"Bukan hanya masalah tanaman, melainkan juga aspek pengelolaan SDM beserta tata nilai dan budayanya, serta aspek manajemen dengan beragam sistem di dalamnya harus ditingkatkan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan upaya tersebut akan dilakukan pemerintah karena harga komoditas perkebunan saat ini mengalami penurunan, meski sejak pertengahan 2016, harga sawit maupun karet mulai menunjukkan perbaikan.
Di sisi lain, harga input produksi meningkat yang juga dipersulit oleh kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti El-Nino dan La-Nina sehingga berpengaruh terhadap produktivitas tanaman perkebunan.
Untuk itu, menurut Darmin, apabila situasi tersebut tidak segera diatasi dan direspons oleh pemerintah, maka kondisi bisnis perkebunan nasional akan semakin berat dan menemui hambatan.
"Akibat dari situasi sulit ini, maka tingkat keuntungan usaha perkebunan baik perkebunan negara maupun swasta akan cenderung turun," katanya.
Darmin menjelaskan ilmu pengetahuan, pengetahuan dan inovasi menjadi faktor penyelamat untuk mempertahankan bisnis dan usaha perkebunan.
Dengan demikian, kata dia, kemajuan industri perkebunan dapat dicapai secara berkelanjutan apabila ditunjang oleh lembaga riset yang kuat untuk menghasilkan teknologi dan inovasi yang mendukung.
Darmin juga mengakui selama ini ketimpangan pada pelaku industri perkebunan khususnya antara korporasi dengan pelaku usaha kecil dan menengah, terjadi karena adanya diskriminasi terhadap akses terhadap teknologi, pembiayaan, pasar, sarana prasarana dan kemampuan.
"Ketimpangan yang terjadi membuat ketidakadilan dalam hal aksesibilitas, penguasaan dan pemilikan lahan, lemahnya rantai nilai di antara sektor usaha, bahkan tidak meratanya kesempatan usaha termasuk kemudahan akses terhadap kredit pengembangan perkebunan," kata Darmin.
Oleh karena itu, pengembangan usaha kecil dan menengah melalui sinergi dengan perusahaan besar di sub sektor perkebunan diharapkan terjadi dalam aktivitas investasi industri hilir perkebunan dan off-take produk hasil perkebunan.
Sinergi juga diharapkan terjadi dalam hal penjaminan untuk kredit peremajaan perkebunan, fasilitas penyediaan benih unggul, kemitraan sarana produksi, serta kerja sama penguatan riset dan peningkatan kapasitas SDM.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017