Montreal, Kanada (ANTARA News) - Hasil penelitian terbaru di Kanada mengungkapkan, kadar merkuri di dalam tubuh tidak mempengaruhi munculnya penyakit autisme, sebuah gangguan perkembangan mental yang hingga kini masih belum jelas penyebabnya. "Pada beberapa tahun terakhir, banyak hipotesis yang menyebutkan kemungkinan adanya kaitan antara kadar merkusi dan austime," kata ketua tim peneliti sekaligus Direktur bagian Psikiatri Pediatrik Rumah Sakit Anak Montreal, Eric Fombonne, Kamis. "Khususnya tentang kecurigaan terhadap pengaruh vaksin yang mengandung thimerosal, tambalan gigi, unsur merkuri di makanan pada masa kanak-kanak," kata dia dalam sebuah pernyataan resmi. Tim penelitian mengkaji kadar merkuri di rambut dan contoh darah anak-anak pengidap autis dan ibu mereka. Kesimpulannya adalah kadar merkuri di tubuh anak autis tidak jauh berbeda dengan anak yang tidak mengidap autisme. Penelitian ilmiah itu juga mendapati bahwa tidak ada kaitan antara kadar merkuri dengan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh anak autis. Anak yang mengidap autis, penyakit yang menunjukkan gejala pertumbuhan berbeda sebelum umur tiga tahun, kerap menghindari kontak fisik dan lebih memilih komunikasi dengan gerakan tubuh ketimbang berbicara. Pada Februari lalu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menengarai autisme diidap oleh banyak penduduk negeri itu, lebih banyak dari rasio satu dari tiap 150 anak. Penelitian di Kanada menguji 71 anak autis dan 75 anak yang tidak mengidap penyakit tersebut. Fombonne mengatakan hasil penelitian ini juga berdampak kepada terapi pengangkatan unsur logam berat dari tubuh pengidap autis. Bila sudah diketahui bahwa kadar logam berat macam merkuri tidak ada kaitannya dengan autisme, maka tidak perlu lagi pasien melalui terapi pengangkatan logam berat, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007