Sharm El-Sheikh, Mesir (ANTARA News) - Menlu AS, Condoleezza Rice, mengadakan kontak tingkat tertinggi pertama dengan Suriah dalam lebih dari dua tahun terakhir, Kamis, dan menyambut menlu Iran dalam konferensi penting internasional mengenai Irak. Pertemuan itu menandai peralihan dalam sikap Presiden AS, George W. Bush, yang semula menentang kontak tingkat tertinggi dengan Suriah dan Iran, sehubungan Washington kini sedang mencari jalan untuk mengakhiri konflik Irak. Ia melukiskan pertemuannya selama 30 meit dengan Menlu Suriah, Walid al-Moualem, sebagai "profesional dan pragmatis" serta mengatakan ia telah minta Suriah untuk menghentikan pejuang asing masuk ke Irak. Moualem mengatakan pembicaraan itu "terus-terang dan konstruktif". "Saya tidak menceramahinya, ia tidak menceramahi saya," kata Rice pada wartawan. "Suriah dengan tegas mengatakan bahwa stabilitas di Irak merupakan kepentingan mereka, tapi aksi akan berbicara lebih keras ketimbang kata-kata dan kami akan melihat bagaimana hal ini akan berkembang." Washington telah menuduh Suriah mengizinkan pejuang asing masuk Irak melalui perbatasan panjang antara kedua negara dan mendesakkan pengadilan internasional untuk mengadili tersangka dalam pembunuhan 2005 atas mantan Perdana Menteri Libanon Rafik al-Hariri. Satu penyelidikan PBB telah melibatkan pejabat keamaan Libanon dan Suriah dalam pembunuhan itu, tapi Damaskus membantahnya. Militer AS mengakui Kamis Suriah telah berbuat lebih banyak untuk menghentikan aliran gerilyawan ke Irak. Seorang jurubicara mengatakan militer telah mengamati penurunan (jumlah gerilyawan yang melintas ke Irak) dalam sebulan terakhir. Pembicaraan antara Rice dan Moualem terjadi di tempat peristirahatan Sharm el-Sheikh di dekat Laut Merah Mesir di sela konferensi mengenai Irak, yang melibatkan bantuan hutang dan langkah lainnya untuk membantu Baghdad sebagai pertukaran bagi pembaruan politik. Bayang-bayang Konferensi itu menghasilkan beberapa bantuan hutang bagi Irak tapi hal tersebut sebagian besar dibayangi oleh kontak Rice dengan Suriah dan Iran. Rice dan Menlu Iran, Manouchehr Mottaki, bertukar canda secara singkat dalam acara makan siang tapi tidak membicarakan politik, kata jurubicara deplu AS Sean McCormack. "Mereka mengatakan hai. Itu (pertemuan) tidak mengenai substansi," kata McCormack. Ia tidak mengatakan apakah kontak lebih lanjut mungkin (dilakukan), atau tidak. Pembicaraan antara Rice dan Mottaki akan menjadi salah satu pertemuan tingkat-tertinggi antara Washington dan Teheran sejak revolusi 1979 mengubah Iran dari sekutu dekat AS menjadi musuh-lama republik Islam itu. Para diplomat Barat mengakui Muslim Syiah Iran merupakan kekuatan yang berpengaruh pada Irak, sebagai tetangga atau karena hubungannya dengan beberapa elemen dalam pemerintah Irak yang dipimpin-Syiah. Washington menuduh Iran menimbulkan kekerasan di Irak. Teheran membantah tuduhan itu. Tidak ada peremuan yang diadakan antara keduanya di Mesir Tapi Rice mengatakan ia tak akan menghidnari kontak dengan Mottaki. Utusan lebih rendah AS dan Teheran saling berbicara secara langsung mengenai Irak pada pembicaraan regional di Baghdad Mare. AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 1980 karena krisis sandera 1979-1981 ketika mahasiswa Iran menyandera 52 warga AS selama 444 hari. Pasukan pimpinan-AS menyerbu Irak Maret 2003 untuk menjatuhkan Saddam Hussein, tapi tentara AS sejak itu gagal memadamkan kekerasan sektarian dan mengalahkan gerilyawan yang menarik dukungan dari minoritas Arab Sunni yang pernah dominan pada masa Saddam. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pada pertemuan negara donor di Mesir itu, yang mencakup Inggris, Arab Saudi dan China, berjanji untuk melepaskan 30 miliar dolar dalam utang Irak. Menteri Keuangan Irak Bayan Jabor mengatakan Irak menolak sebagai tak dapat diterima tawaran dari Rusia untuk memaafkan hutang yang diterima oleh Baghdad sebagai imbalan bagi akses ke ladang minyak besar Irak. Irak menempati cadangan minyak mentah terbesar ketiga dunia tapi kini sedang berjuang untuk membangun kembali setelah empat tahun perang. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007