Baghdad (ANTARA News) - Tiga tentara Amerika Serikat tewas akibat serangan terpisah bom jalanan saat meronda di Baghdad, kata tentara Rabu malam. Satu wanita tentara luka parah sesudah bom meledak di bawah kendaraannya di Baghdad barat dan tewas tidak lama kemudian akibat lukanya. Dua tentara lain tewas dan beberapa lagi cedera oleh bom menyasar kendaraan mereka saat mereka mencari ranjau di lingkungan Baghdad selatan. "Satuan itu mengadakan gerakan pembersihan di daerah tersebut ketika serangan itu terjadi," kata militer, dengan menambahkan bahwa yang lain luka akibat ledakan tersebut. Tentara Amerika Serikat dan Irak membanjiri ibukota Irak itu beberapa pekan terahir dalam upaya menenangkan kota terkoyak perang itu, membuat mereka terancam akibat lebih besar, mulai dari bom sampai ranjau, yang berserakan di jalan kota tersebut. Kematian itu membuat korban tewas tentara Amerika Serikat sejak serbuan Maret 2003 menjadi sedikit-dikitnya 3.355 orang, menurut perhitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon. Kongres Amerika Serikat pekan terahir April memberi persetujuan ahir pada rancangan undang-undang biaya perang, yang mensyaratkan mulai penarikan pasukan dari Irak pada 1 Oktober dan diancam veto Presiden George W Bush dalam pertikaian tersengitnya dengan Kongres pimpinan Demokrat itu. Senat Amerika Serikat meloloskan rancana 124 miliar dolar (sekitar 1,1 triliun rupiah) itu lewat 51-46 suara, sehari sesudah badan pembuat undang-undang tersebut nyaris membersihkan majelis rendah Dewan Perwakilan Rakyat di tengah tuduhan keras Gedung Putih bahwa rancangan itu adalah tanda menyerah. Senator Robert Byrd, anggota Demokrat di Kongres selama perang Vietnam dan zaman Nixon, menuduh Bush menyesatkan rakyat Amerika Serikat. Republikan menggemakan tuduhan Bush bahwa Demokrat mencoba mencuri kesempatan. "Presiden gagal dalam tugasnya membawa perdamaian dan ketenangan pada rakyat Irak. Sudah waktunya, lewat waktu, untuk arah baru di Irak," kata Byrd dalam perbantahan di Senat. Bush bersumpah memveto undang-undang apa pun dengan jadwal penarikan tentara Amerika Serikat dari Irak. Rancangan undang-undang itu akan membiarkan pemberontak dan teroris Al-Qaida menunggu Amerika Serikat keluar, menjamin kegagalan di Irak dan mengancam keamanan Amerika Serikat, katanya. "Adalah mengejek jika mereka menahan uang dari tentara guna meraih ketenaran dalam hubungan masyarakat," kata wanita jurubicara Gedung Putih Dana Perino. Veto Bush akan memperpanjang kebuntuan dua bulan, yang dikatakan pejabat Pentagon dapat menyebabkan ketegangan dalam pembiayaan bagi tentara Amerika Serikat di Irak dan Afganistan. Ia mendesak Kongres segera mensahkan rancangan itu, sehingga kedua pihak dapat menyusun kesepakatan. Sesaat sesudah Bush menolak rancangan undang-undang itu, semua pihak akan melihat dia segera menjumpai pemimpin Kongres untuk merundingkan rancangan undang-undang anggaran, yang dia bisa tandatangani, kata Perino. Itu akan menjadi veto pertamanya sejak Demokrat mengendalikan kedua majelis Kongres pada November atas rencana penarikan tentara Amerika Serikat dari Irak. Pada sidang itu, dua senator Republikan, yang senantiasa menentang kebijakan perang Bush, bergabung dengan Demokrat dalam mensahkan rancangan undang-undang tersebut. Demokrat menyatakan kebijakan Bush gagal, menempatkan tentara Amerika Serikat dalam keadaan tidak menang di tengah sengketa saudara, yang harus dipecahkan oleh rakyat Irak dan pemerintahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007